MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Lapangan Karebosi dipenuhi semangat dan antusiasme masyarakat yang hadir untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kota Makassar ke-417, Sabtu (9/11/2024).
Pada puncak perayaan ini, Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, mengangkat tema inspiratif “Makassar Tangguh, Sejahtera, dan Bahagia” sebagai harapan dan visi bagi kota tercinta.
Dalam sambutannya, Andi Arwin menggambarkan tema ini sebagai harapan besar bagi Makassar, sebuah kota yang mampu mengatasi tantangan, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan kebahagiaan bagi setiap warganya.
“Di balik tema ini, tersirat impian dan cita-cita besar untuk Makassar yang tangguh, sejahtera, dan penuh kebahagiaan,” katanya.
Makassar Tangguh Ketahanan Dalam Setiap Tantangan
Makassar yang tangguh menjadi wujud nyata dari semangat juang warga yang menghadapi berbagai tantangan.
Kota ini terus berbenah dengan membangun infrastruktur tahan bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi risiko alam.
“Ketangguhan Makassar terlihat dari pembangunan infrastruktur tahan bencana, sistem peringatan dini yang efektif, serta kesadaran warga akan pentingnya kesiapsiagaan,” jelas Arwin.
Ia menekankan bahwa ketangguhan tidak hanya tentang fisik, tapi juga kekuatan mental dan solidaritas sosial yang semakin kokoh, meskipun kota ini dihuni masyarakat dari berbagai latar belakang.
Sejahtera Kualitas Hidup yang Meningkat
Sisi “Sejahtera” dari tema ini, lanjut Arwin, mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup warga. Melalui layanan kesehatan yang semakin terjangkau, akses pendidikan yang diperluas, hingga upaya meningkatkan pendapatan per kapita, Makassar terus berfokus pada masa depan yang lebih baik.
“Peningkatan kualitas hidup adalah prioritas kami, dengan program-program yang memudahkan akses pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh warga,” ujarnya.
Bahagia Mewujudkan Lingkungan yang Ramah dan Penuh Keceriaan
Dalam tema Bahagia, Arwin menekankan komitmen pemerintah untuk menciptakan kota yang ramah dan nyaman bagi setiap warganya.
“Kebahagiaan adalah hak semua warga. Pemerintah dan masyarakat Makassar bekerja sama menciptakan lingkungan yang harmonis, aman, dan penuh keceriaan,” katanya.
Di tengah antusiasme warga yang hadir, perayaan HUT ini tidak hanya sekadar simbolik, tapi juga menjadi momen penting bagi Makassar untuk terus bergerak maju.
Sebagai penutup, puncak acara ini diwarnai dengan sorak-sorai dan rangkaian hiburan yang mempererat kebersamaan warga, menggambarkan Makassar sebagai kota dengan semangat yang kuat dan masa depan yang cerah.
Dengan semangat “Tangguh, Sejahtera, dan Bahagia,” Makassar siap melangkah lebih jauh menjadi kota yang lebih modern, inklusif, dan tetap memelihara akar budaya serta nilai-nilai kebersamaan.
Kota Tertua dengan Sejarah Panjang
Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Makassar memiliki sejarah panjang yang berperan penting dalam perkembangan budaya dan agama di nusantara.
Setiap tahun, peringatan Hari Ulang Tahun Kota Makassar menjadi momen reflektif bagi masyarakat untuk mengenang kejayaan masa lalu, sekaligus melihat bagaimana Makassar terus berkembang di tengah arus modernisasi.
Peringatan HUT Makassar yang ke-417 di tahun 2024 ini menjadi momentum khusus, di mana perjalanan sejarah kota Daeng ini kembali disoroti, terutama terkait tanggal 9 November sebagai hari jadi yang menyimpan makna penting dalam sejarah Islam dan budaya masyarakat setempat.
Pada tahun 2024 ini, peringatan HUT Kota Makassar terasa semakin istimewa, mengingat usia kota ini sudah memasuki empat abad lebih, sejak pertama kali tercatat dalam sejarah pada 9 November 1607.
Melansir laman resmi kota Makassar, awalnya, Hari Jadi Kota Makassar diperingati setiap tanggal 1 April. Namun, pada masa pemerintahan Wali Kota H.B. Amiruddin Maula, ditetapkan bahwa perayaan hari jadi ini lebih tepat diperingati pada 9 November.
Perubahan ini diresmikan melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan 9 November 1607 sebagai tanggal resmi Hari Jadi Kota Makassar.
Mengapa 9 November?
Pemilihan tanggal 9 November ini memiliki makna sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Makassar. Tanggal ini dipilih karena terkait dengan masuknya agama Islam ke wilayah Kerajaan Gowa-Tallo, yang merupakan cikal bakal dari Kota Makassar saat ini.
Pada 9 November 1607, diadakan shalat Jumat pertama di Masjid Tallo, di mana secara resmi penduduk Kerajaan Gowa-Tallo memeluk agama Islam. Momentum ini tidak hanya menandai masuknya agama Islam, tetapi juga menjadi simbol penting dalam perkembangan budaya, sosial, dan agama masyarakat Makassar.
Peran Dato’ Ri Bandang dalam Sejarah Islamisasi Makassar
Peristiwa ini tak lepas dari kehadiran Dato’ Ri Bandang, atau Abdul Ma’mur Khatib Tunggal, seorang tokoh penyebar Islam yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Pada September 1605, Dato’ Ri Bandang tiba di Tallo dan berhasil mengislamkan Raja Gowa ke-XIV, I-Mangngarangi Daeng Manrabia, yang kemudian bergelar Sultan Alauddin.
Selain itu, Dato’ Ri Bandang juga mengislamkan Raja Tallo, Mangkubumi I-Mallingkaang Daeng Manyonri Karaeng Katangka. Kehadiran Dato’ Ri Bandang menjadi titik awal penyebaran Islam di Makassar yang membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya di wilayah ini.
Kembalinya Nama “Makassar” dan Penegasan Identitas
Alasan lain dari perubahan peringatan ini adalah karena penggunaan kembali nama “Makassar.” Dahulu, kota ini pernah dikenal dengan nama “Ujung Pandang.” Penggunaan nama “Makassar” dinilai mampu merepresentasikan sejarah dan identitas asli kota ini, baik dari segi sosial, budaya, politik, ekonomi, maupun agama.
Dengan demikian, 9 November dianggap sebagai tanggal yang lebih tepat, merujuk pada momen historis yang merepresentasikan keseluruhan sejarah perjalanan Kota Makassar.
Peringatan HUT Kota Makassar yang jatuh pada tanggal 9 November tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai pengingat bagi masyarakat akan perjalanan panjang kota ini.
Di usianya yang ke-417, Makassar terus berkembang menjadi kota yang maju dan modern, namun tetap memegang teguh nilai-nilai budaya dan sejarah yang diwariskan oleh para pendahulunya. (mta)
Comment