MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Prosesi pemungutan suara pada Pilkada serentak 2024, kini tersisa 17 hari lagi. Berdasarkan berbagai lembaga survei, elektoral Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham (MULIA) masih berada di puncak jelang pencoblosan 27 November mendatang.
Merujuk pada lembaga Parameter Publik Indonesia (PPI), yang merilis hasil survei terbaru Pilwalkot Makassar 2024. Dimana dilakukan sejak tanggal 3-13 Oktober 2024 dengan jumlah sampel sebanyak 2.000 responden.
PPI memotret elektabilitas empat Paslon. Hasilnya, MULIA meraih 39,1 persen, INIMI 19,9 persen, SEHATI 17,7 persen, AMAN 2,0 persen, dan undicided voter 21,3 persen.
Kaitan hal ini, salah satu tokoh masyarakat yang juga politisi senior partai Golkar, Nasran Mone alias Cakmon, mengatakan dengan melihat realitas yang terjadi bahwa paslon MULIA memiliki elektoral tertinggi. Tentu membuat paslon lain tidak senang di masa tenang.
“Percermatan saya, kemungkinan tiga pasang calon walikota rival MULIA, bermaksud menggerogoti lokasi- lokasi yang dianggap mayoritas pendukung Munafri-Aliyah, agar di lokasi itu pasangan MULIA jadi melemah. Mereka tidak senang jelang masa tenang,” kata Cakmon.
Menurutnya, hal ini akan membuat paslon lain terus melakukan berbagai cara untuk mengganggu basis suara Appi-Aliyah. Selain itu, dugaan melakukan tindakan lain juga dilakukan dengan menghalalkan segala cara agar menaikkan elektoral mereka.
“Gerakan itu dilakukan dengan menghalalkan segala cara, bagi mereka sah-sah saja karena itu bagian dari metode. Cara dari paslon lain untuk ber keinginan juga memenangkan kontestasi Pilwalkot Makassar,” bebernya.
Pengurus DPD I Golkar Sulsel itu menuturkan, dari hasil pengamatan keadaan, tim dari Munafri-Aliyah (MULIA) cukup bijak dan memaklumi metode dan cara paslon lain.
Selain itu, Cakmon menilai apapun modus dan rayuan dilakukan paslon lain agar mendapat hati pilihan rakyat, sepertinya agak sulit. Pasalnya, masyarakat Kota Makassar ini adalah mayoritas pemilih cerdas.
“Jadi agak sulit untuk dipengaruhi dengan keadaan apapun, jika telah menetapkan pilihannya,” jelasnya.
Nasran Mone yang juga mantan anggota DPRD Kota Makassar, tiga periode ini, mengaku telah melakukan investigasi ke beberapa kecamatan dan kelurahan di Kota Makassar. Hasilnya mayoritas dikuasai pendukung Munafri-Aliyah (MULIA).
Disebutkan, hampir semua tempat ada pendukungnya yang jumlahnya cukup besar dan fanatik. Sehingga di pikirannya, masyarakat sulit untuk digoda lagi berpindah ke calon lain. Itulah mungkin hasil survey Munafri-Aliyah (MULIA), kata dia, meningkat terus yang sekarang sudah mendekati 45%.
“Bagi saya, hal yang sangat sulit terkejar. Nah olehnya itu, saran untuk calon yang lain tingkatkan kewaspadaan internal Anda sendiri. Jangan sampai yang ada di sekitar Anda hanya sekadar mengiming-imingi kemenangan biaya mengucur terus,” tuturnya.
Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel itu, meminta paslon lain agar waspada terhadap tim dan relawannya, karena pemilihan kian dekat. Maka menanglah Munafri-Aliyah (MULIA) dengan perbedaan sangat jauh, dan kendatipun pemilihan di Tanggal 27 November.
“In Syaa Allah, Munafri-Aliyah menang besar di Pilwalkot ini. Cukup banyak indikator sebagai rujukan kemenangan Munafri-Aliyah (MULIA),” terangnya.
Nasran lalu mengingatkan kepada tiga paslon lainnya, tidak menghalalkan segala cara mempengaruhi masyarakat. “Makassar kota yang beradab, masyarakatnya mayoritas cerdas. Kualleangngangi Tallanga Na toalia. Satu kata MULIA Pilihanku,” pungkasnya. (mta)
Comment