MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Almarhum Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Riyanto Anshari, pernah mengutarakan keinginannya untuk berhenti menjadi anggota polisi sebelum peristiwa penembakan yang dilakukan oleh Kabag Ops Polres Solok, AKP Dadang Iskandar, yang menewaskannya.
Sang ibu, Cristina, mengungkapkan, anaknya sempat bertanya kepada dirinya soal keinginannya ke luar alias berhenti dari polisi.
“Kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, katanya ‘mama saya mau ke luar dari polisi, apa mama mengizinkan?’,” ujar Cristina Yun Abubakar di rumah duka, sembari menangis sesenggukan.
Mendengar perkataan tersebut, Cristina, meminta kepada anaknya AKP Ulil Riyanto, untuk tidak ke luar dari kepolisian.
“Jangan ke luar dari polisi, karena itu masa depan mu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Syukuri apa yang Tuhan berikan,” ujarnya kala itu.
Cristina mengaku anaknya tidak memberitahukan alasan almarhum ingin ke luar dari kepolisian. Apakah karena mengalami tekanan di tempat tugas atau tidak.
“Tidak. Dia cuma bilang, ‘Iya, Ma. Terima kasih banyak. Nanti saya cerita. Nanti saya cerita lagi,” ungkapnya.
Setelah percakapan itu, Cristina mengaku dirinya selalu memikirkan perkataan AKP Ulil Riyanto itu.
“Jadi, memang setelah itu saya selalu galau. Anakku di sana pasti dalam tekanan mungkin,” ujarnya.
Jenazah AKP Ulil Riyanto Anshari sendiri, sudah tiba di Makassar, Sabtu (23/11/2024) dinihari setelah diterbangkan dari Jakarta ke rumah duka.
Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (22/11/2024), kejadian tragis menimpa Polres Solok Selatan. Kepala Satuan Reskrim, AKP Ulil Ryanto Anshari, tewas ditembak rekan sejawatnya, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops), AKP Dadang Iskandar.
Insiden ini terjadi di parkiran Mapolres Solok Selatan, pada sekitar pukul 00.43 WIB. Menurut Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, dua peluru ditembakkan langsung ke wajah korban, mengenai pelipis dan pipi, serta menembus tengkuk. Ulil tewas seketika di TKP. (cil)
Comment