MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Hari Jumat telah lama dianggap sebagai hari istimewa dalam berbagai tradisi agama dan kepercayaan. Namun, kini menjadi pusat perhatian dunia dengan keyakinan bahwa kiamat hanya akan terjadi di hari Jumat.
Berbagai nubuatan, kitab suci, dan penelitian mengaitkan akhir zaman dengan hari kelima dalam kalender Islam. Hal itu meninggalkan tanda tanya besar bagi umat manusia.
Kaitan Agama dan Kiamat di Hari Jumat
Dalam tradisi Islam, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim).
Hadis ini menjadi dasar kepercayaan bahwa kiamat akan terjadi di hari Jumat. Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa hari Jumat memiliki keistimewaan spiritual yang melibatkan perhitungan ilahi.
Dalam banyak budaya lain, hari Jumat juga sering diasosiasikan dengan peristiwa besar, baik dalam aspek religi maupun mitologi.
Fenomena Alam yang Mengarah ke Kiamat
Berbagai teori ilmiah turut membangun skenario yang mendukung kemungkinan terjadinya kiamat. Para ahli geologi, astronomi, dan fisika menduga bahwa fenomena tertentu, seperti ledakan supernova, tumbukan asteroid, atau aktivitas matahari yang ekstrem, dapat menyebabkan kehancuran massal. Namun, mengapa harus hari Jumat?
Dr. Ahmad Zulkarnain, seorang ahli astrofisika, berpendapat bahwa kepercayaan tentang Jumat mungkin bersifat simbolis.
“Hari Jumat dianggap sakral dalam agama tertentu, sehingga nubuatan tentang kiamat pada hari itu lebih berakar pada tradisi spiritual daripada sains. Namun, alam semesta tidak mengenal hari dalam konteks kalender manusia,” ujarnya.
Meski demikian, pola-pola bencana besar yang terjadi di hari Jumat, seperti tsunami Aceh (Jumat, 26 Desember 2004) dan gempa-gempa lain yang mengguncang dunia, memunculkan anggapan bahwa ada hubungan misterius antara hari tersebut dan bencana besar.
Persiapan Menghadapi Kiamat
Meski keyakinan ini terus diperbincangkan, para pemuka agama menyerukan agar manusia tidak terjebak dalam ketakutan, tetapi lebih fokus mempersiapkan diri secara spiritual. Umat Islam, misalnya, dianjurkan untuk memperbanyak amal, memperkuat iman, dan memperbanyak doa, terutama di hari Jumat.
Sementara itu, para ilmuwan dan pemerintah di berbagai negara terus memantau aktivitas alam yang berpotensi mengancam kehidupan. Satelit pemantau asteroid, radar gempa bumi, dan teknologi deteksi dini lainnya diandalkan untuk mengantisipasi ancaman global.
Refleksi Akhir: Menghadapi Ketidakpastian
Kiamat, dalam pandangan agama maupun sains, tetap menjadi misteri terbesar yang menghantui manusia. Meskipun hadis dan tradisi menyebutkan hari Jumat sebagai waktu terjadinya, tidak ada yang dapat memastikan kapan atau bagaimana peristiwa ini benar-benar terjadi.
Hingga saat itu tiba, satu hal yang pasti adalah pentingnya manusia untuk tetap menjalani kehidupan dengan penuh makna, mempersiapkan diri secara spiritual, dan menjaga keseimbangan dengan alam. Apakah Jumat memang menjadi hari terakhir kehidupan, atau hanya mitos belaka? Waktu akan menjawab segalanya. Wallahu alam bissahwab! (*)
Comment