MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Publik baru-baru ini dikejutkan dengan temuan uang kertas yang terkelupas, yang sempat menimbulkan dugaan bahwa uang tersebut palsu. Kehebohan ini semakin memuncak setelah terungkapnya kasus pabrik produksi uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.
Menanggapi hal tersebut, Administrator Perkasa Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan, Muslimin, menegaskan bahwa cara membelah atau mengelupas uang yang viral di media sosial adalah metode yang keliru dan tidak dianjurkan.
“Memeriksa uang dengan cara membelah seperti yang viral di media sosial itu adalah metode yang salah. Itu bukan cara yang benar untuk memastikan keaslian uang rupiah,” beber Muslimin.
Menurut Muslimin, BI telah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara yang benar untuk memeriksa keaslian uang melalui metode 3D: dilihat, diraba, dan diterawang.
“Bukan dengan cara membelah uangnya. Itu jelas salah,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa tidak semua uang yang terkelupas dapat dikategorikan sebagai uang palsu. Dalam beberapa kasus, uang yang terkelupas tetap dapat dipastikan keasliannya jika memenuhi ciri-ciri yang sudah ditentukan oleh BI.
“Ada warga yang datang melaporkan uangnya terkelupas. Setelah kami periksa, uang tersebut memenuhi semua ciri-ciri keaslian uang rupiah dan dinyatakan asli,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya edukasi, BI Perwakilan Sulawesi Selatan juga melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri uang asli di Pasar Minasa Maupa, Kelurahan Tompo Balang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Kegiatan ini dilakukan sebagai respons terhadap maraknya peredaran uang palsu setelah terungkapnya pabrik uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.
“Kami turun langsung ke masyarakat untuk mensosialisasikan ciri-ciri uang rupiah yang asli,” kata Muslimin.
Dalam kegiatan tersebut, tim BI menemukan kasus uang palsu yang dibawa oleh salah seorang pedagang. Pedagang tersebut meminta klarifikasi terkait uang yang diragukan keasliannya.
“Setelah kami klarifikasi, uang tersebut ternyata uang palsu. Memang, jika ada keraguan, uang tersebut harus segera diklarifikasi ke Bank Indonesia,” terang Muslimin.
Uang palsu yang ditemukan adalah pecahan 100 ribu rupiah. Muslimin menjelaskan bahwa uang palsu biasanya dapat dikenali dengan mudah, terutama melalui warna dan tinta yang digunakan.
“Uang palsu cenderung memiliki warna yang buram dan tidak menyerupai warna asli rupiah. Tinta pada uang palsu juga tidak secerah tinta pada uang asli,” jelasnya.
Melalui sosialisasi ini, BI berharap masyarakat semakin memahami pentingnya mengenali ciri-ciri uang asli untuk mencegah kerugian akibat peredaran uang palsu.
“Karena Bank Indonesia yang menentukan apakah uang tersebut asli atau palsu,” pungkasnya. (mta)
Comment