MENITNEWS.COM, BONE — Malam yang seharusnya dipenuhi dengan sorak sorai dan kembang api, pada pergantian tahun 2024 ke 2025, berubah menjadi malam kelabu bagi keluarga dan rekan sejawat Rudy S. Gani. Seorang advokat yang dikenal berdedikasi, Rudy tewas tertembak oleh orang tak dikenal di rumah mertuanya di Desa Pattukulimpoe, Bone, Sulawesi Selatan.
Namun, di balik tragedi itu, terselip cerita yang mengungkap sisi lain dari peristiwa ini. Kegelisahan yang dirasakan Rudy dalam minggu-minggu terakhir hidupnya kini menjadi perhatian, membuka tabir baru tentang ancaman yang membayanginya sebelum malam naas tersebut.
Herman, sahabat sekaligus rekan kerja Rudy, adalah saksi dari kegelisahan itu. Dalam percakapan terakhir pada Selasa, 30 Desember 2024, sehari sebelum Rudy tewas, ia mengungkapkan firasat yang tidak biasa.
“Tidak enak ini perasaanku sudah sekitar 3 minggu, ada lawanku ini,” ungkap Rudy kepada Herman.
Kalimat itu, sederhana namun sarat makna, menjadi pertanda awal dari sebuah tragedi besar yang tak pernah dibayangkan.
Herman mengenang momen tersebut dengan suara bergetar. Ia tak menyangka kegelisahan Rudy merupakan pangkal dari ancaman nyata yang akhirnya merenggut nyawa sahabatnya.
Menurut Herman, Rudy sempat berbicara kepada istrinya tentang perasaannya yang tidak tenang. Namun, bahkan istrinya, Hj. Maryam, tidak mengetahui pasti kasus mana yang membuat Rudy merasa terancam.
“Cuma saya tidak tahu di kasus yang mana yang dia maksud,” kata Herman, menambahkan bahwa Rudy tidak pernah secara terang-terangan menunjukkan rasa takut.
Rudy, sosok yang dikenal berani, tetap menjalankan tugasnya hingga akhir hayat. Pada hari kematiannya, ia sempat menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Bone sebelum kembali ke rumah mertuanya di Pattukulimpoe.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apakah tragedi itu berkaitan dengan salah satu kasus yang sedang ditanganinya.
Sementara itu, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel, akhirnya mengungkap hasil pemeriksaan proyektil yang ditemukan di tubuh Rudy S. Gani, seorang pengacara yang tewas ditembak oleh Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Bone.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto, menjelaskan bahwa hasil otopsi menyebutkan, adanya luka tembak di bawah mata kanan korban. Proyektil tersebut bersarang di bagian tulang leher, menimbulkan luka fatal yang merenggut nyawa Rudy S. Gani.
“Setelah dikeluarkan, kemudian Labfor mengatakan bahwa itu adalah peluru senapan angin, bukan senjata api. Sudah dalam keadaan rusak,” ujar Didik.
Dikatakan Didik, proyektil yang ditemukan dalam kondisi sudah rusak dan memiliki diameter 8 milimeter. Penemuan ini sekaligus memberikan petunjuk penting dalam penyelidikan kasus tersebut.
“Kemudian dari hasil pemeriksaan labfor disampaikan bahwa peluru tersebut diameternya 8 milimeter,” bebernya.
Saat ini, tim dari Polres Bone dan Polda Sulsel masih bekerja keras mengumpulkan bukti tambahan dan menelusuri jejak pelaku.
Pihak kepolisian juga tengah mendalami motif di balik insiden tragis yang menimpa Rudy S. Gani.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan informasi jika mengetahui hal-hal yang mencurigakan terkait kasus ini,” ungkap Didik.
“Sekarang masih dalam proses penyelidikan dan pengejaran. Mohon doa restunya, mudah mudahan pihak kepolisian bisa mengungkap pelaku penembakan dengan senapan angin ini,” tandasnya. (cha)
Comment