MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Di tengah gelapnya kamar tidur, jam alarm merah di meja samping tempat tidur berdetak pelan. Seorang wanita terlelap, tubuhnya mencari pelipur dalam tidur setelah hari yang penuh aktivitas.
Namun, tidur bagi wanita bukan sekadar waktu untuk memulihkan energi. Ia adalah kebutuhan mendalam yang terjalin erat dengan kesehatan, hormon, dan kesejahteraan jiwa.
Melansir http://pafikabgunungkidul.org, para ahli menyarankan, orang dewasa memerlukan setidaknya tujuh jam tidur setiap malam. Namun, mengapa wanita seringkali membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur dibandingkan pria?
Menurut Michelle Drerup, PsyD, seorang spesialis gangguan tidur, jawabannya ada pada kompleksitas kebutuhan biologis dan emosional wanita.
Hormon menjadi salah satu dalang utama di balik kebutuhan tidur tambahan ini. Ritme sirkadian — jam internal tubuh — dipengaruhi oleh perubahan hormonal yang terjadi sepanjang hidup wanita. Menstruasi, kehamilan, menyusui, hingga menopause membawa gelombang hormon yang dapat mengacaukan pola tidur.
“Menopause terutama membawa dampak besar pada kualitas tidur,” ujar Dr. Drerup.
Wanita menopause seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur, memiliki lebih sedikit waktu di tahap tidur nyenyak, dan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur seperti apnea tidur.
Hubungan antara kesehatan mental dan tidur juga menjadi faktor penting. Wanita dua kali lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi dibandingkan pria, kondisi yang sering kali berujung pada insomnia.
Ketika tidur terganggu oleh pikiran yang tak henti-henti, tubuh pun tidak mendapatkan istirahat optimal.
Gangguan seperti restless legs syndrome lebih umum terjadi pada wanita, sementara risiko apnea tidur meningkat seiring bertambahnya usia. Setelah menopause, prevalensi apnea tidur pada wanita setara dengan pria.
Namun, gejala pada wanita seringkali lebih samar, seperti sakit kepala di pagi hari atau dengkuran ringan, yang membuat diagnosis menjadi tantangan. Mendengarkan Tubuh Anda, Dr. Drerup, menyarankan setiap orang untuk mengenali kebutuhan tidur masing-masing.
Tidur yang cukup tidak hanya terasa saat bangun, tetapi juga dinilai dari energi dan fokus sepanjang pagi.
“Tidur berkualitas adalah investasi dalam kesehatan,” katanya.
Dia merekomendasikan beberapa langkah sederhana: jauhi alkohol dan kafein, ciptakan rutinitas tidur yang konsisten, serta berolahraga setiap hari. Bahkan, meditasi atau menulis jurnal dapat membantu mengelola stres sebelum tidur.
Di balik tidur yang lelap, wanita membawa beban biologis dan emosional yang menuntut perhatian khusus. Memahami kebutuhan ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Tidur, bagi wanita, adalah lebih dari sekadar rehat. Dia adalah perjalanan menuju keseimbangan jiwa dan raga. (*)
Comment