Sebelum Resmi Pimpin Makassar, Appi Belajar Pendidikan Vokasi di Tesda Filipina

MENITNEWS.COM, FILIPINA — Wali Kota Terpilih Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, sudah membekali diri dengan hal-hal yang akan membantunya mengendalikan pemerintahan di Kota Makassar nantinya. Khususnya pengentasan angka pengangguran.

Salah satunya, perhatian besar terhadap peningkatan keterampilan tenaga kerja. Kamis, 9 Januari 2024, Appi mengunjungi Technical Education and Skills Development Authority (TESDA) di Filipina.

Kunjungan ini bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah upaya menjalin kerja sama lintas negara untuk menjawab tantangan besar yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia.

Tentu saja, khususnya di Kota Makassar. Tujuannya meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan menekan angka pengangguran.

“TESDA adalah lembaga yang sangat penting untuk meningkatkan keterampilan. Mudah-mudahan kita bisa menjalin kerja sama sehingga angkatan kerja bisa banyak terserap, dan angka pengangguran bisa kita tekan,” ujar Appi, penuh optimisme.

Dalam kunjungan tersebut, Appi bersama anggota Komisi XI DPR RI sekaligus pengusaha nasional, Erwin Aksa, diterima Secretary Jose Francisco “Kiko” B. Benitez, seorang figur yang menjadi motor penggerak TESDA. Lembaga ini sendiri lahir melalui Republic Act No. 7796, atau Technical Education and Skills Development Act of 1994, yang ditandatangani Presiden Fidel V. Ramos pada 25 Agustus 1994.

Sejak itu, TESDA menjadi tonggak utama dalam pendidikan vokasi di Filipina, sebuah negara yang telah membuktikan bahwa investasi pada pengembangan keterampilan manusia adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

TESDA tidak hanya berfokus pada pelatihan keterampilan teknis. Lembaga ini juga merancang program-program berbasis industri seperti sistem pelatihan ganda dan program magang, menetapkan standar keterampilan nasional, serta mengembangkan akreditasi untuk lembaga pelatihan.

Di sisi lain, TESDA juga melibatkan pemerintah daerah, industri, dan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem pelatihan yang terintegrasi.

Secretary Kiko menjelaskan, “TESDA bukan hanya tentang pelatihan, tetapi juga tentang membangun masa depan tenaga kerja yang mampu bersaing di era global.”

Hal ini dibuktikan dengan berbagai inisiatif seperti kompetisi keterampilan, insentif pelatihan, dan pengelolaan dana pengembangan keterampilan yang diarahkan untuk mendukung berbagai sektor industri strategis.

Kunjungan Appi ke TESDA membuka pintu harapan untuk menerapkan praktik serupa di Kota Makassar, Sulsel. Di tengah tingginya tingkat pengangguran dan kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil, model pendidikan vokasi seperti yang dikembangkan TESDA bisa menjadi solusi yang relevan.

Appi percaya, dengan mengadopsi pendekatan berbasis industri, melibatkan pelaku usaha lokal, dan memanfaatkan teknologi modern, Indonesia dapat menciptakan sistem pendidikan vokasi yang lebih tangguh.

“Kita tidak hanya bicara soal kurikulum, tetapi bagaimana memastikan lulusan pendidikan vokasi memiliki tempat di pasar kerja. Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting,” tegasnya.

Kunjungan ke TESDA bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang. Appi berharap, inisiatif ini dapat menjadi landasan bagi kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Filipina dalam bidang pendidikan vokasi.

“Melalui kolaborasi ini, kita bisa belajar banyak dan bersama-sama menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan,” tuturnya.

Dalam langkah-langkah kecil seperti ini, harapan besar seringkali tersembunyi. Dan di balik kunjungan ke sebuah lembaga di negeri tetangga, tersimpan impian besar untuk memberdayakan generasi muda kota Makassar, meningkatkan keterampilan mereka, dan mengubah tantangan menjadi peluang. (*)

Comment