MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Pagi itu, matahari baru saja bangkit dari tidurnya, menyelimuti langit Makassar dengan warna keemasan. Jalan Inspeksi Kanal Waduk di Kelurahan Borong Raya, mulai dipenuhi pejalan kaki dan pelari, menikmati udara segar sebelum panas hari datang.
Di antara mereka, seorang remaja perempuan berusia 15 tahun berlari kecil. Langkah-langkahnya ringan diiringi alunan musik dari earphone.
Namun, di tengah harmoni pagi itu, bayangan gelap muncul. Ferdi, seorang pemuda berusia 19 tahun, berdiri di sisi jalan.
Tatapannya mengikuti langkah gadis itu, dipenuhi bisikan-bisikan gelap dari pikirannya sendiri. Hatinya yang terganggu, mendorongnya mendekati gadis tersebut.
Hingga dalam hitungan detik, tangannya menjulur ke arah yang tak seharusnya. Korban terkejut, langkahnya terhenti, dan dunia paginya yang indah seketika berubah menjadi mimpi buruk.
Namun, di sekitar mereka, ada saksi-saksi mata yang tidak tinggal diam. Rinaldi dan Andi Aswar, dua pria yang kebetulan berada di dekat lokasi, segera beraksi.
Tanpa ragu, mereka mengejar pelaku yang melarikan diri dalam panik. Kejar-kejaran itu berlangsung singkat.
Pelaku, yang tubuhnya gemetar karena rasa bersalah dan ketakutan, akhirnya berhasil mereka tangkap. Ia dibawa ke Polsek Manggala, wajahnya tertekuk, mencoba menghindari tatapan para saksi dan aparat.
Saat diinterogasi, Ferdi mengungkap pengakuan aneh. “Ada bisikan,” katanya, suara gemetar, seolah mencoba mencari alasan untuk perbuatannya.
Namun, tidak ada bisikan yang dapat membenarkan tindakan tersebut. Hukum pun mengambil alih, menyeretnya ke proses panjang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Di sisi lain, korban, dengan kekuatan yang luar biasa, mencoba mengembalikan rasa percaya dirinya. Pagi yang seharusnya menjadi miliknya telah dirusak oleh kejahatan.
Teetapi, di dalam dirinya ada semangat untuk tidak menyerah, untuk tetap berlari menuju hari-hari yang lebih baik. (bs)
Comment