Sudah 16 Hari Menghilang Tanpa Jejak, Penembak Rudi S Gani Dipastikan Bukan Orang Sembarangan

MENITNEWS.COM, BONE — Sulit dipercaya, seorang pengacara tewas tertembak di depan kantornya sendiri saat malam pergantian tahun. Rudi S Gani, pengacara asal Bone, Sulawesi Selatan, menjadi korban penembakan misterius pada 31 Desember 2024 lalu.

Sudah 16 hari setelah kejadian, polisi masih belum mengungkap siapa pelakunya. Namun, dari sejumlah fakta yang terungkap, dugaan kuat mengarah pada pelaku yang bukan orang sembarangan.

Teknik menembak yang presisi, pemilihan lokasi eksekusi yang strategis, serta kemampuannya menghilang tanpa jejak setelah melakukan aksinya, mengindikasikan bahwa penembak Rudi adalah sosok yang sangat terlatih. Rudi S Gani ditemukan tewas dengan luka tembak di wajah.

Hasil pemeriksaan forensik menunjukkan proyektil peluru kaliber 8 mm bersarang di tulang lehernya. Fakta ini mengarah pada kesimpulan bahwa pelaku menembak dari posisi lebih tinggi.

Polisi, bahkan memasang garis polisi di pekarangan samping rumah warga yang berada sekitar 1-2 meter lebih tinggi dari jalan utama. Lokasi ini berjarak sekitar 15-20 meter dari tempat korban tertembak—jarak ideal bagi seorang penembak jitu.

Penembakan terjadi saat malam pergantian tahun, kondisi yang umumnya bising dan penuh kembang api.

Namun, di tengah situasi itu, pelaku berhasil melepaskan tembakan akurat dalam keadaan minim cahaya. Kemampuan menembak dalam gelap adalah keterampilan yang tidak dimiliki sembarang orang.

Salah satu misteri terbesar dalam kasus ini adalah bagaimana pelaku menghilang tanpa meninggalkan petunjuk. Warga sekitar tidak melihat siapa pun yang mencurigakan, atau berlari dari lokasi kejadian setelah suara tembakan terdengar.

Mertua korban, Syamsul Alam (75), menjadi saksi kunci. Ia mengaku mendengar suara tembakan dengan jelas saat sedang makan malam bersama keluarga di dalam kantor Rudi. Namun, ketika semua orang berhamburan ke luar, tak ada satu pun sosok yang terlihat kabur.

“Awalnya, banyak yang mengira Rudy mengalami pecah pembuluh darah, tapi saya langsung yakin kalau dia ditembak,” kata Syamsul Alam.

Keyakinannya semakin kuat saat melihat luka tembak di bawah mata korban yang berlumuran darah.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan, mengungkap bahwa berdasarkan hasil Laboratorium Forensik, tembakan dilepaskan dari jarak sekitar 15 meter. Fakta ini semakin menguatkan dugaan bahwa pelaku bukan sekadar penjahat biasa, melainkan seseorang yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus dalam menembak.

Satu hal yang pasti, pelaku penembakan ini bukan orang biasa. Polisi harus bekerja ekstra untuk mengungkap kebenaran di balik aksi eksekusi misterius ini sebelum jejaknya semakin sulit dilacak. (cha)

Comment