Lima Cara Melawan Godaan Setan

ads
ads

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Dalam usaha menuju kebahagiaan hakiki dan menggapai rida Allah Swt, manusia selalu mendapatkan berbagai rintangan. Di antara rintangan terbesar adalah setan yang selalu menggoda dan membujuk rayu manusia untuk menjadi pengikutnya dalam kesesatan.

Setan berusaha menghiasi keburukan, sehingga manusia tertarik kepadanya. Lalu menjelek-jelekkan kebaikan, sehingga manusia menjauhinya.

Cara Melawan Godaan Setan

Pertama: Mengetahui bahwa setan adalah musuh kita.

Seseorang yang tidak mengetahui siapa musuhnya, tidak akan mungkin melakukan perlawanan kepadanya. Maka, hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang mukmin dalam melawan setan adalah, meyakini bahwa setan adalah musuh yang sebenarnya baginya. yang terus berusaha menjerumuskannya dalam kebinasaan.

Allah Swt berfirman: “Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6).

Kedua: Meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah Swt.

Manusia adalah makhluk yang lemah. Dia tidak bisa mengerjakan suatu kebaikan dan menghindari keburukan, kecuali dengan pertolongan Allah Swt.

Terlebih lagi ketika dia ingin menghadapi musuh yang tidak bisa dia lihat dan tidak bisa dia dengar. Maka, semakin besar kebutuhannya untuk meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah Swt Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

Allah Swt berfirman: “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Fushshilat: 36).

Ketiga: Ikhlas.

Sebesar apapun usaha yang dilakukan setan menyesatkan manusia, ternyata ada orang-orang yang setan sendiri mengakui tidak bisa menyesatkannya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki keikhlasan dalam hatinya.

Allah Swt berfirman:
“Ia (Iblis) berkata, ‘Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.’ ” (QS. Al-Hijr: 39-40).

Syekh As-Sa’di menjelaskan tentang makna kata “المخلَصين” (hamba-hamba yang terpilih) di dalam ayat tersebut.

“Yaitu, yang Engkau pilih mereka karena keikhlasan, keimanan, dan tawakal mereka.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 431).

Dalam Tafsir Al-Qurthubi, dijelaskan bahwa ulama (qiraah) dari Madinah dan dari Kufah membaca kata tersebut dengan difathah huruf lamnya. Sehingga dibaca “mukhlasin”, yang artinya orang-orang yang dipilih.

Sedangkan ulama ahli qiraah lainnya membaca kata tersebut dengan dikasrah huruf lamnya. Sehingga dibaca “mukhlisin”, yang artinya adalah orang-orang yang memurnikan ibadah hanya untuk Allah dan membersihkannya dari kerusakan dan riya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 12 :212).

Keempat: Bertawakal kepada Allah Swt.

Tawakkal kepada Allah Swt, maknanya adalah bersandarnya hati hanya kepada Allah Swt dalam mendatangkan kebaikan dan menghindari keburukan, disertai dengan melakukan usaha yang disyariatkan dan diizinkan oleh Allah Swt.

Tawakkal merupakan ibadah yang sangat agung dan juga penting. Dia memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah orang yang bertawakal kepada Allah Swt tidak akan dikuasai dan dipengaruhi oleh setan.

Allah Swt berfirman:
Maka, apabila engkau (Muhammad SAW) hendak membaca Alquran, mohonlah perlindungan kepada Allah Swt dari setan yang terkutuk.

Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhan YME.

Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang menyekutukannya dengan Allah Swt.” (QS. An-Nahl: 98-100).

Kelima: Menjauhi langkah-langkah setan.

Perlu kita ketahui, ketika setan ingin menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan dan kebinasaan, dia tidak menggunakan satu cara saja. Bahkan, setan memiliki begitu banyak langkah dan cara untuk menyesatkan manusia.

Oleh karena itu, apabila kita ingin melawan setan, sangat perlu bagi kita untuk mengetahui apa saja langkah-langkah yang ditempuh oleh setan, untuk kemudian kita jauhi.

Allah Swt berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah Swt dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah Swt membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 21).

Qatadah berkata, “Semua kemaksiatan adalah termasuk langkah-langkah setan.” (Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nur: 21).

Syekh As-Sa’di berkata, “Dan langkah-langkah setan mencakup semua kemaksiatan yang berkaitan dengan hati, lisan, dan anggota badan.” (Taisirul Karimir Rahman, hal. 563). (*)

Comment