Owner Kosmetik Ini Patut Jadi Contoh, Terkaya Tetapi Ogah Pamer Harta

MENITNEWS.COM, JAKARTA — Ketika kesuksesan seringkali diidentikkan dengan kemewahan, Nurhayati Subakat, pendiri Wardah, memilih jalan berbeda.

Sosok yang kini menjadi ikon kosmetik halal ini, justru lebih dikenal karena kesederhanaannya dibandingkan dengan hartanya yang mencapai triliunan rupiah.

Nurhayati, lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 27 Juli 1950, adalah gambaran pengusaha sukses yang tetap membumi. Sebagai anak keempat dari delapan bersaudara, ia tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kerja keras.

Ayahnya, Abdul Muin Saidi, seorang pedagang sekaligus tokoh Muhammadiyah, dan ibunya, Nurjanah, menanamkan fondasi kuat yang membentuk karakter tangguhnya.

Selepas menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Diniyyah Puteri dan SMA Negeri 1 Padang, Nurhayati melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Farmasi.

Berprestasi sebagai lulusan terbaik pada tahun 1975, ia memulai karier sebagai apoteker sebelum akhirnya menemukan passion di dunia bisnis.

Pada 1985, ia mendirikan PT Pusaka Tradisi Ibu, yang kini dikenal sebagai PT Paragon Technology and Innovation (PTI). Berawal dari produk perawatan rambut yang dipasarkan di salon kecil, Nurhayati memperkenalkan Wardah pada 1995, menjadi pionir kosmetik halal di Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya, PTI kini memegang pangsa pasar 30% kosmetik nasional dengan merek-merek ternama seperti Make Over dan Emina. Namun, kesuksesan itu tak membuatnya larut dalam kemewahan.

“Kekayaan bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk digunakan sebagai alat berbagi dan memberikan manfaat bagi banyak orang,” ujar Nurhayati dalam beberapa kesempatan.

Lebih dari sekadar bisnis, Nurhayati dikenal karena kiprahnya di bidang filantropi. Ia menyerahkan dana abadi Rp52 miliar untuk ITB, mendukung riset dan beasiswa.

Saat pandemi COVID-19, melalui program CSR, ia menyumbang Rp40 miliar untuk penanganan krisis kesehatan.

Bagi Nurhayati, lima nilai utama membimbing langkahnya: ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi. Filosofi inilah yang menjadikannya tak hanya sukses, tetapi juga inspiratif.

Di tengah hingar-bingar dunia bisnis, Nurhayati tetap memilih langkah sederhana, membuktikan bahwa keberhasilan sejati adalah ketika kita mampu memberi dampak tanpa harus memamerkan apa yang dimiliki.

Wardah mungkin menjadi merek kecantikan, tetapi Nurhayati Subakat adalah cermin keindahan dari hati yang penuh kasih. (bs)

Comment