MENITNEWS.COM, JAKARTA — Utang sering kali menjadi beban yang berat bagi banyak orang. Tidak hanya mengganggu kestabilan finansial, tetapi juga bisa memengaruhi ketenangan batin.
Dalam ceramah terbarunya, ulama kharismatik Gus Baha, memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana seseorang yang terlilit utang bisa mendapatkan solusi. Baik secara spiritual, maupun praktis.
Menurut Gus Baha, setiap masalah termasuk utang, memiliki konsekuensi di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan segera bertobat.
“Tobat bukan hanya sekadar meminta maaf kepada Allah Swt, tetapi juga diiringi dengan usaha nyata untuk memperbaiki diri,” ujar Gus Baha.
Ia menekankan bahwa rahmat Allah Swt sangat luas, dan siapa pun yang benar-benar ingin berubah akan selalu diberikan jalan ke luar. Lebih lanjut, Gus Baha mengajak masyarakat untuk tidak hanya terpaku pada masalah, tetapi juga mencari solusi dengan hati yang ikhlas.
Dia menjelaskan pentingnya amal dan ketaatan kepada Allah Swt, sebagai cara untuk mendapatkan pertolongan dan menghindari putus asa.
“Jangan hanya memikirkan utang, tapi pikirkan juga bagaimana kita bisa lebih dekat dengan Allah Swt,” katanya.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengutip hadis sahih yang menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian besar terhadap masalah utang. Nabi Muhammad SAW sendiri, tidak ingin membebani orang yang memiliki utang, dan dalam tradisi para ulama, sering kali dilakukan penggalangan dana untuk membantu melunasi utang seseorang yang telah meninggal dunia.
Menurut Gus Baha, seseorang yang memiliki utang tetap bisa dianggap saleh selama ia memiliki niat untuk melunasi dan terus berusaha memperbaiki diri.
“Banyak orang baik yang juga pernah terjerat utang, jadi kita tidak boleh langsung menilai seseorang hanya dari kondisi keuangannya,” jelasnya.
Gus Baha juga menyoroti bahwa hukum Islam bersifat dinamis, dan dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagai contoh, ia menyebutkan bagaimana dalam Islam, aturan menyusui anak selama dua tahun bisa disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak di era modern.
“Hukum Islam itu fleksibel, tapi tetap memiliki prinsip dasar yang harus dipahami dengan bijak,” tambahnya.
Selanjutnya, Gus Baha menegaskan bahwa siapapun yang ingin ke luar dari masalah utang, harus memiliki niat kuat untuk berubah. Ia menjelaskan bahwa tobat bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi harus diiringi dengan tindakan nyata.
“Kalau kita ingin ke luar dari utang, maka kita juga harus memperbaiki cara kita mengelola keuangan,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa Islam memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin bertobat dan tidak membebani seseorang dengan sesuatu di luar kemampuannya.
Bahkan dalam sejarah Islam, banyak sahabat Nabi yang pernah melakukan kesalahan tetapi tetap diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
“Yang penting bukan masa lalumu, tapi bagaimana kamu berusaha untuk menjadi lebih baik,” tegasnya.
Selain itu, Gus Baha mengajak masyarakat untuk tidak terlalu terpengaruh oleh penilaian orang lain. Menurutnya, yang lebih penting adalah bagaimana seseorang bisa fokus pada perubahan diri.
“Jangan khawatir dengan omongan orang, yang penting kita terus berusaha dan mendekatkan diri kepada Allah Swt,” katanya.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menyinggung tentang hukum pernikahan dalam Islam. Ia menekankan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk membangun keluarga yang baik, terlepas dari masa lalunya.
“Islam itu agama yang inklusif, selalu memberi kesempatan bagi mereka yang ingin memperbaiki diri,” pungkasnya. (*)
Comment