Tangisan Rasulullah yang Mengguncang Langit

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Nabi Muhammad SAW, pernah mengguncang langit karena tangisannya. Tangisan Rasulullah itu disebabkan oleh seseorang.

Kisah Nabi Muhammad SAW, itu bermula saat ia melakukan tawaf di Kakbah. Tak disangka Rasulullah berjumpa dengan seorang Badui yang sedang berdzikir.

Nabi Muhammad SAW pun mengikuti pria Badui itu. Merasa dihina, pria Badui itu lantas menoleh ke belakang dan melihat Nabi Muhammad SAW yang berparas tampan dan wajahnya bersinar.

Kala itu ia belum mengetahui kalau sosok itu adalah Nabi Muhammad SAW.

“Apa karena aku Badui, kau mengolokku? Kalau bukan karena wujudumu yang gagah dan elok ini, pasti kulaporkan engkau ke junjunganku, Nabi Muhammad SAW,” katanya.

Rasulullah SAW lantas tersenyum seraya bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu?”.

Pria Badui itu hanya menggelengkan kepala. “Lalu, bagaimana kau beriman kepadanya?” tanya Nabi Muhammad lagi.

“Saya percaya dengan sepenuh hati walaupun saya belum melihatnya langsung,” jawabnya dengan mantap.

Nabi Muhammad SAW lantas mendekatkan wajahnya kepada pria Badui itu. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dengan pria itu seraya berkata:

“Wahai saudaraku. Ketahuilah aku Muhammad, Nabimu, dan penolongmu nanti di akhirat!” Pria Badui itu langsung tersentak tak percaya.

“Benarkah Engkau junjunganku, Nabi Muhammad SAW?!” tanyanya memastikan lagi.

Rasullullah SAW kembali tersenyum dan menjawab singkat, “Ya”.

Pria Badui itu lantas bersujud dan mencium kaki Nabi Muhammad SAW.

Namun, dengan sigap Nabi Muhammad SAW menjauh dan mengangkat tubuh pria Badui itu.

Ia berkata, “Wahai, Saudaraku. Janganlah berbuat serupa ini yang biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya. Allah SWT mengutusku bukan jadi orang yang sombong dan minta dihormati.”

Di saat yang bersamaan, Malaikat Jibril datang membawa kabar dari langit untuk Rasulullah SAW.

“Ya Muhammad! Allah SWT mengucapkan salam kepadamu. Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah SWT. Ketahuilah bahwa Allah SWT akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” katanya.

Setelah menyampaikan kabar itu, Malaikat Jibril langsung pergi. Nabi Muhammad SAW lantas meneruskan pesan tersebut pada pria Badui itu.

“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata pria Badui itu.

“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” tanya Nabi.

“Tentu saja, jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran ampunannya,” jawab pria Badui itu.

“Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!” lanjutnya.

Setelah mendengar ucapan pria Badui itu, tak disangka air mata Nabi Muhammad SAW menetes hingga membasahi janggutnya.

Jibril pun kembali datang dan menyampaikan pesan dari langit.

“Ya Muhammad! Allah SWT menyampaikan salam kepadamu, dan berfirman: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arsy (langit) lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia berguncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah SWT tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah SWT sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di surga nanti!”.

Nabi Muhammad SAW kembali meneruskan pesan tersebut kepada pria Badui itu. Seketika pria Badui itu menangis tersedu-sedu hingga bergetar seluruh tubuhnya. (*)

Comment