Hindari Minum Teh dan Kopi Saat Sahur! Ini Efek Buruknya Saat Puasa

MENITNEWS.COM, SURABAYA — Kebutuhan cairan dalam tubuh masyarakat selama berpuasa sangat penting. Demi mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh, umat Muslim yang berpuasa harus minum air sehari minimal dua liter atau delapan gelas per hari.

Namun, masyarakat harus bisa menghindari minum teh atau kopi saat sahur, karena memberi efek buruk saat puasa.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jatim, Dr. Andriyanto, SH. M.Kes mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, minuman yang bisa diminum bisa berupa jus atau teh.

Namun, hal yang terpenting adalah minum teh atau kopi dianjurkan tidak saat sahur. Mengingat salah satu sifat yang ada dalam teh atau kopi adalah diuretik.

“Orang yang minum teh atau kopi, akan sering buang air kecil sehingga dikhawatirkan saat puasa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Sehingga memunculkan rasa haus yang berat dan tidak nyaman saat berpuasa,” ujar Andriyanto.

Pakar Gizi dari Unair itu menyebut, minum teh atau kopi yang baik adalah setelah Salat Tarawih. Mengingat masyarakat sudah tidak sedang puasa dan perut tidak kosong.

Mantan Pj Bupati Pasuruan itu, tak memungkiri ada literatur yang menyebut minum teh bisa menghambat penyerapan zat besi. Begitu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang ada pada protein hewani seperti ikan, daging, dan dibarengi minum teh. Maka penyerapan zat besi menjadi tidak maksimal.

“Tetapi itu hanya berlaku saat minum teh dalam jumlah banyak. Jadi tidak masalah kalau minum teh usai makan,” tuturnya.

Andriyanto menerangkan bahwa minum teh atau kopi yang baik adalah dalam keadaan panas. Mengingat tanin dalam teh dan caffeine dalam kopi bisa serap tubuh secara maksimal jika dalam keadaan panas.

Tanin memberikan warna coklat atau merah gelap, dan rasa pahit pada minuman atau makanan. Berbeda diminum dalam keadaan dingin, bisa mengakibatkan tanin tidak terserap tubuh. Dengan begitu, tanin bisa menempel pada usus dan tidak
bagus bagi kesehatan.

“Jika Tanin menempel pada usus, bisa meimbulkan karsinogenik (zat yang mengakibatkan kanker ringan). Tetapi hal itu akumulasi jika jangka lama,” pungkasnya. (*)

Comment