Mengenal Mikronesia, Negara Kecil yang Pernah Dipimpin Orang Berdarah Indonesia

MENITNEWS.COM, JAKARTA — Mikronesia, nama yang mungkin terdengar asing di telinga kita. Tetapi, negara ini benar-benar ada loh!

Bahkan, Presidennya pernah berdarah Indonesia. Negara kecil yang terbentang di Samudera Pasifik ini, menyimpan jejak sejarah yang panjang, warisan kolonialisme, dan keberagaman etnis yang menarik untuk ditelisik.

Melansir kanal Youtube Polemik, Mikronesia dihuni oleh sekitar 100.000 jiwa dengan mayoritas penduduknya merupakan keturunan asli dari etnik Polinesia dan Mikronesia. Namun, sejarah mencatat bahwa Jepang, Spanyol, dan Jerman sempat menguasai wilayah ini, meninggalkan jejak budaya dan agama yang hingga kini masih terasa.

Sekitar 70 persen penduduk Mikronesia menganut Agama Kristen, warisan dari masa kolonial yang berlanjut hingga saat ini.

Menariknya, negara ini tidak memiliki kekuatan militer sendiri. Sebagai wilayah administratif yang pernah berada di bawah naungan Amerika Serikat, keamanan Mikronesia dijamin oleh Negeri Paman Sam.

Sebagai gantinya, masyarakat Mikronesia mendapat kesempatan untuk tinggal, dan bahkan bergabung dalam militer Amerika. Ketergantungan ini juga terlihat dari sektor ekonomi, dimana sejak 1986 hingga 2001 silam, Amerika memberikan bantuan senilai 1,3 miliar dolar, serta dukungan pembangunan hingga 2023 sebesar 110 juta dolar.

Keunikan lain dari Mikronesia adalah sistem transaksinya yang masih mempertahankan cara tradisional. Di Pulau Yap, salah satu negara bagian Mikronesia, masyarakat menggunakan batu besar berbentuk cakram yang disebut Rai sebagai alat pembayaran sah.

Batu-batu ini disimpan di depan rumah atau di sepanjang jalan sebagai tanda kepemilikan, tanpa perlu dijaga ketat.

Sementara itu, sosok Peter Martin Christian, yang menjabat sebagai Presiden Mikronesia pada periode 2015-2019, menjadi bukti hubungan erat antara negara ini dan Indonesia.

Berasal dari Maluku, Christian merupakan generasi ketiga Diaspora Indonesia di Mikronesia. Bahkan, pada 2018 lalu, ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo, untuk mempererat kerja sama antara kedua negara.

Dari segi geografis, Mikronesia terdiri dari 600 pulau yang tersebar di wilayah perairan yang luas, dengan luas daratan hanya sekitar 3.600 km². Negara ini mengandalkan sektor perikanan dan pertanian untuk menopang ekonominya.

Pulau Chuk, salah satu destinasi utama, menjadi surga bagi penyelam karena terdapat lebih dari 50 bangkai kapal peninggalan Perang Dunia II yang tersembunyi di dasarnya. Sayangnya, sumber daya alam seperti ikan tuna mulai terancam oleh penangkapan ikan ilegal dari Tiongkok sejak tahun 1990 silam.

Berbatasan langsung dengan Guam, Kepulauan Mariana, Nauru, Kepulauan Marshall, Papua, dan Palau, Mikronesia terbagi menjadi empat negara bagian yakni: Yap, Chuk, Pohnpei, dan Kosrae.

Masing-masing memiliki karakteristik unik. Mulai dari Yap yang tradisional, Chuk yang paling padat penduduknya, Pohnpei yang terbesar dengan curah hujan tinggi, hingga Kosrae yang dikenal sebagai surga tropis yang masih alami.

Dengan segala keunikannya, Mikronesia menjadi potret kecil dunia yang menyimpan kisah sejarah, budaya, dan dinamika geopolitik yang menarik untuk terus disimak. (*)

Comment