MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Kota Makassar kembali diguncang isu perselingkuhan panas, yang melibatkan dua orang dari kalangan terhormat.
Seorang pria berinisial S, tenaga kontrak di salah satu instansi pemerintahan di Makassar, dan seorang perempuan berinisial AI, dosen di Fakultas Kedokteran sebuah perguruan tinggi swasta ternama, diduga menjalin hubungan terlarang yang akhirnya menghancurkan dua rumah tangga sekaligus.
Skandal ini mencuat ke publik setelah MA, suami AI, membongkar foto-foto mesra sang istri bersama S di sebuah kamar hotel mewah di Makassar. MA yang merasa dikhianati kemudian menyerahkan bukti-bukti tersebut kepada NS, istri sah S.
Alih-alih meminta maaf atau menunjukkan rasa bersalah, S dan AI justru semakin terang-terangan mempertontonkan kedekatan mereka di depan pasangan masing-masing.
“Saya sebenarnya sudah mengikhlaskan persoalan ini, karena takutnya bisa merusak rumah tangga orang lain. Tapi ternyata S menelantarkan istri dan anaknya, makanya saya memberi bukti-bukti foto dugaan perselingkuhan istri saya (AI) dan (S) kepada NS selaku istri S hingga melapor ke instansi tempat S bekerja,” ujar MA suami AI, lirih.
Skandal Cinta Gelap Tercium Sejak Desember
Menurut pengakuan NS, istri S, tanda-tanda perselingkuhan itu sudah ia rasakan sejak Desember 2023. Awalnya ia mengira perempuan yang dekat dengan suaminya adalah seorang janda. Namun, sikap S yang semakin berubah sejak Maret 2024 membuatnya curiga.
“Tepat pada tangga 10 April 2024, saya bertanya baik-baik alasannya karena mau menikah lagi. Saya adukan hal ini ke orang tuanya dengan harapan ada jalan ke luar namun hasilnya nihil.
Sejak itulah, S meninggalkan rumah dan tinggal sendiri ngekos meninggalkan saya dan anak-anak,” kata NS, menahan tangis.
Puncaknya terjadi pada 10 April 2024. NS yang masih berusaha menyelamatkan rumah tangga, memohon pada orang tua S agar menasihati anaknya. Tapi upaya itu gagal.
S justru memilih pergi dari rumah dan tinggal sendirian di sebuah kos, meninggalkan istri dan anak-anaknya tanpa kabar.
Meski ditinggalkan, NS tetap berjuang. Ia mencoba menghubungi S, mengirim makanan ke kantor, bahkan mengusulkan mediasi.
Namun semua upaya tersebut kandas. S tetap bersikukuh menjalin hubungan dengan AI.
“Karena selalu berpikir positif dan demi anak-anak saya terus berjuang dengan cara mengirimkan makanan ke kantornya, termasuk melakukan mediasi tujuannya untuk mempertahankan rumah tangga saya namun hasilnya tetap sama alias tidak ada itikad baik dari S untuk berubah.
Selama berpisah, saya menganggap dia sudah menikah dengan perempuan lain, dan berusaha ikhlas menerima.
“Sampai akhirnya saya bertemu dengan suami AI dan mengetahui fakta sebenarnya,” ujar NS dengan suara bergetar.
Tak hanya ditinggal tanpa alasan yang jelas, NS juga harus menerima kenyataan pahit saat menerima surat cerai dengan isi yang menurutnya penuh kebohongan.
“Inilah yang nembuat saya tidak menerima terkait isi surat cerai yang nengatakan saya selama ini tidak becus menjadi istri dengan empat anak, dan saya juga tidak pernah memperkenalkan dia (S) pada keluarga saya, itu sama sekali tidak benar,” tambah NS.
Dalam surat tersebut, NS dituding sebagai istri yang tidak becus mengurus anak, tak pernah mengenalkan suami ke keluarganya, dan alasan-alasan lainnya yang tak berdasar.
Fitnah Dalam Surat Cerai, Dua Keluarga Menuntut Keadilan
Hal serupa juga dialami oleh MA. Dalam surat cerai yang dia terima, dirinya disebut sebagai suami malas, tak bekerja, tak menafkahi, dan hanya sibuk bermain ponsel.
“Alasan yang tertera pada surat panggilan sidang cerai adalah saya tidak mau bekerja,tidak menafkahi dan tidak perduli dengan AI karena hanya bermain HP sepanjang hari,” kata MA.
Kini baik NS maupun MA tengah mempertimbangkan langkah hukum untuk membersihkan nama baik, dan mengusut lebih lanjut dugaan pelanggaran moral yang dilakukan oleh S dan AI. Terlebih lagi, keduanya adalah aparatur dan tenaga pendidik yang seharusnya menjadi teladan masyarakat.
Kasus ini kini telah bergulir ke instansi tempat S bekerja. Diketahui NS telah melaporkan S secara resmi dengan membawa bukti-bukti kuat.
Sementara itu, status AI sebagai dosen di sebuah Universitas ternama juga tengah menjadi sorotan.
Pihak Kampus disebut telah menerima laporan informal dan berjanji akan menyelidiki dugaan pelanggaran etik yang dilakukan AI. (*)
Comment