Wali Kota Munafri Arifuddin Ceritakan Perjalanan Hidupnya yang Tak Pernah Lepas Dari Sepak Bola

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Di hadapan para mahasiswa, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, membagikan pengalaman pribadinya saat membuka kegiatan Pekan Olahraga dan Wawasan Keislaman (Porsani) di Kampus STIBA Makassar, Sabtu (10/5/2025) lalu.

Dalam kesempatan itu, ia menyinggung masa-masa penuh kesan ketika dirinya masih menjadi bagian dari dunia sepak bola Nasional.

Munafri Arifuddin, yang dikenal luas dengan sapaan Appi, mengaku bahwa sepak bola telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Bahkan, jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala Daerah.

“Sebelum menjadi Wali Kota, saya lebih dulu mengurus sepak bola. Dunia bisnis justru menjadi urusan kedua,” ujarnya di hadapan para Mahasiswa.

Menurutnya, sepak bola bukan sekadar permainan di lapangan. Tetapi juga, wadah pembentukan karakter dan nilai hidup.

Ia menyebut banyak pelajaran penting yang ia dapat dari olahraga ini (sepak bola). Seperti kedisiplinan, kejujuran, konsistensi, hingga semangat sportivitas.

Munafri tercatat pernah memimpin PSM Makassar sebagai CEO selama enam tahun, dari 2016 hingga 2022. Di bawah kepemimpinannya, klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu berhasil menorehkan sejumlah prestasi, termasuk menjuarai Piala Indonesia 2018/2019. Puncaknya terjadi pada Liga 1 musim 2022/2023, saat PSM kembali meraih gelar juara setelah penantian panjang selama 23 tahun.

Munafri juga sempat menjabat Direktur di PT. Liga Indonesia Baru (LIB), selaku Operator Kompetisi Sepak Bola Nasional, Liga 1.

“Sepak bola bukan soal hasil akhir, tapi tentang perjalanan. Karakter, kerja sama tim, dan keteguhan mental, itulah nilai yang saya bawa hingga sekarang,” ucapnya.

Sebagai Ketua Partai Golkar Makassar, Munafri juga berharap kompetisi seperti Porsani dapat menjadi ajang untuk menanamkan nilai-nilai positif di kalangan generasi muda.

Ketua Ikatan Kekeluargaan Alumni Fakultas Hukum (IKA FH) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menekankan pentingnya menjalani proses dengan integritas. Bukan sekadar mengejar kemenangan semata.

“Jangan hanya fokus pada gelar. Proses yang jujur dan sportif, akan menciptakan generasi yang unggul dan berkarakter,” tutupnya. (*)

Comment