MENITNEWS.COM, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi), Tauhid Hamdi, mengimbau para jemaah agar bersikap lapang dada menghadapi keterlambatan proses visa Haji Furoda tahun ini.
Ia menyebut, keberangkatan Haji tidak hanya bergantung pada kesiapan finansial, tetapi juga pada kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang kerap berubah.
“Sebagai Umat Muslim, kita harus ikhlas. Ini bukan semata-mata soal mampu atau tidak mampu, tapi soal izin dari Allah SWT,” ujar Tauhid.
Sesuai keterangan dari Kementerian Agama Republik Indonesia, kuota visa Haji Furoda memang masih tersedia. Namun, proses penerbitannya tahun ini jauh lebih ketat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi memperketat regulasi visa non-kuota tersebut, dengan alasan pengawasan dan kapasitas penyelenggaraan Ibadah Haji.
Beberapa penyebab keterlambatan di antaranya adalah pembatasan jumlah undangan dan revisi sistem digitalisasi visa. Kondisi ini membuat sejumlah Biro Travel, belum dapat memproses visa para Jemaah, meskipun seluruh dokumen telah dilengkapi.
Sebagai bentuk tanggung jawab, beberapa agen perjalanan menawarkan dua opsi kepada Jemaah: pengembalian dana atau penjadwalan ulang keberangkatan pada musim Haji tahun berikutnya.
Di sisi lain, sebagian calon Jemaah memilih untuk mengganti rencana Ibadah Haji dengan Ibadah Umrah, yang prosedurnya lebih fleksibel dan tidak bergantung pada kuota tahunan. (*)
Comment