MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Dalam kancah spiritualitas Islam, momen wafat seseorang seringkali dikaitkan dengan berbagai isyarat dan keutamaan, terutama jika terjadi pada hari-hari tertentu dalam seminggu.
Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kepercayaan mengenai kelebihan orang yang meninggal di hari Kamis dan Jumat telah mengakar kuat dalam masyarakat.
Wafat di Hari Kamis: Menjemput Rahmat di Malam Jumat yang Agung
Meskipun secara eksplisit tidak ada dalil shahih yang menyebutkan keutamaan meninggal di hari Kamis secara langsung, namun dalam tradisi dan pemahaman masyarakat, wafat di hari Kamis seringkali dihubungkan dengan keutamaan malam Jumat.
Malam Jumat, yang dimulai setelah Maghrib di Hari Kamis, dikenal sebagai sayyidul ayyam (pemimpin hari-hari) dan memiliki banyak keutamaan dalam Islam.
“Banyak ulama dan pendakwah yang seringkali mengaitkan wafat di Hari Kamis dengan harapan mendapatkan keutamaan malam Jumat. Ini adalah interpretasi yang positif, di mana seseorang meninggal menjelang waktu yang penuh berkah,” jelas Ustadz Ahmad Fauzi, seorang Tokoh Agama di Kota Makassar.
“Meskipun bukan janji pasti dalam nash, namun ini menjadi harapan dan doa yang baik bagi keluarga yang ditinggalkan,” tambahnya.
Kepercayaan ini juga seringkali diperkuat dengan kebiasaan Umat Islam yang memperbanyak Ibadah, membaca Surat Yasin, dan berzikir pada malam Jumat. Meninggal di penghujung Hari Kamis seolah-olah mengantarkan jiwa pada malam yang penuh ampunan dan rahmat.
Wafat di Hari Jumat: Dibebaskan dari Siksa Kubur dan Husnul Khatimah
Adapun mengenai keutamaan meninggal di hari Jumat, terdapat beberapa Hadis yang secara spesifik membahas hal ini. Salah satu Hadis yang sering dikutip adalah riwayat dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang muslim meninggal pada Hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah SWT akan melindunginya dari fitnah kubur.” (HR. At-Tirmidzi).
Hadis ini memberikan harapan besar bagi Umat Muslim bahwa mereka yang meninggal di Hari Jumat atau malamnya, akan mendapatkan keringanan dari siksa kubur.
Keutamaan ini menjadikan wafat di hari Jumat sebagai dambaan banyak Muslim, karena fitnah atau siksa kubur adalah salah satu tahapan berat yang akan dialami manusia setelah kematian.
“Kematian di Hari Jumat adalah sebuah anugerah. Ini bukan berarti seseorang yang meninggal di hari lain kurang mulia, namun ada keutamaan khusus yang disebutkan dalam Hadis,” papar Ustaz Fauzi.
“Ini juga menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa beramal sholeh, agar kita senantiasa dalam keadaan terbaik di sisi Allah SWT, kapanpun ajal menjemput,” tambahnya.
Selain itu, wafat di Hari Jumat juga seringkali dikaitkan dengan husnul khatimah, atau akhir yang baik. Harapan ini muncul dari keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan kemudahan bagi hamba-Nya yang beriman, untuk mengakhiri hidupnya di hari yang mulia.
Meskipun keutamaan ini memberikan penghiburan dan harapan bagi keluarga yang ditinggalkan, para ulama senantiasa mengingatkan bahwa yang terpenting bukanlah kapan seseorang meninggal, melainkan bagaimana seseorang menjalani hidupnya.
Amal sholeh, ketakwaan, dan keimanan adalah kunci utama untuk meraih husnul khatimah, kapan pun ajal menjemput. Aamiin ya rabbal alamin. (*)
Comment