Mukjizat! Ini Cerita Vishwash Satu-satunya Penumpang Air India yang Selamat Setelah Lompat Dari Pesawat

MENITNEWS.COM, INDIA — Vishwash Kumar Ramesh berdiri terpincang, wajahnya berlumur darah, napasnya tersengal, namun tetap berjalan menjauh dari puing-puing yang terbakar. Seperti dalam adegan film yang tak pernah ingin ia perankan.

Pria berusia 40 tahun itu menjadi saksi hidup dari kecelakaan tragis yang menewaskan puluhan orang di Ahmedabad, Jumat, 13 Juni 2025. Pesawat Air India yang ia tumpangi baru saja mengudara, dalam perjalanan menuju London, ketika suara keras merobek langit pagi.

“Tiga puluh detik setelah lepas landas, terdengar suara keras dan kemudian pesawat jatuh,” ucapnya dari ranjang rumah sakit, seperti dikutip Hindustan Times.

Vishwash mengaku tidak tahu bagaimana ia bisa selamat—hanya ingat dirinya terbangun di antara mayat, dan kemudian berlari, menerobos serpihan logam, hingga akhirnya diselamatkan warga dan dilarikan ke Rumah Sakit.

Video yang beredar menunjukkan dirinya masih menggenggam boarding pass saat mencoba mencari pertolongan. Dikerumuni warga yang panik dan penasaran, Vishwash seperti berjalan ke luar dari api menuju kehidupan kedua.

Namun keberuntungan yang menyelubunginya, tak serta-merta menghapus luka. Fisiknya penuh goresan, wajahnya bersimbah darah. Yang lebih menyakitkan: saudaranya, Ajay, masih belum diketahui nasibnya.

Di Leicester, keluarganya menanti kabar dengan penuh gelisah.

“Kami hancur. Terakhir saya bicara dengannya kemarin pagi,” kata Nayan Kumar Ramesh, adik Vishwash yang berusia 27 tahun.

Telepon dari Vishwash yang memberitahukan bahwa dirinya selamat, hanya menjadi sepotong ketenangan di tengah kabar duka yang belum lengkap.

Jay, kerabat lain, menyebut bahwa Vishwash sempat berkata pada ayahnya dengan suara cemas, “Di mana Ajay?”

Dalam tragedi yang menewaskan, bahkan seorang mantan Pejabat Tinggi India itu, Vishwash menjadi penumpang di bangku 11A yang kini menyimpan kisah tentang hidup yang ditarik kembali dari maut. Satu-satunya yang tersisa darinya saat itu mungkin hanya boarding pass—dan kenangan tentang ledakan yang mengubah segalanya dalam hitungan detik

Dari ranjang rumah sakit yang masih menyisakan trauma, Vishwash Kumar Ramesh, 40 tahun, mengucapkan tiga kata yang kini bergema sebagai saksi bisu dari salah satu kecelakaan udara paling mematikan tahun ini: “Lampunya mulai berkedip.”

Kalimat itu menggambarkan detik-detik sebelum pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Air India yang ia tumpangi, menghantam sebuah gedung Perguruan Tinggi di Ahmedabad. Tragedi itu menewaskan 241 dari total 242 penumpang dan kru.

Vishwash, satu-satunya korban selamat asal Inggris, masih tak percaya bisa berjalan ke luar dari reruntuhan dalam keadaan hidup.

“Saya masih tidak percaya saya bisa selamat,” ujarnya melansir DD News, Sabtu, 14 Juni 2025, sambil menatap kosong dinding ruang perawatan.

Ia duduk di kursi 11A, tepat di dekat pintu darurat. Beberapa detik setelah lepas landas, katanya, pesawat “terasa seperti melayang tanpa tenaga”.

Lalu terjadi sesuatu yang aneh: lampu kabin berubah warna menjadi hijau dan putih, berkedip tanpa kendali. Sejurus kemudian, ia merasakan tubuhnya terhempas.

“Pesawat itu tak naik… hanya meluncur, lalu menghantam gedung dan meledak,” kisah Vishwash lirih.

Sesaat setelah ledakan, Vishwash mengira ia sudah mati. Tapi begitu membuka mata dan melihat celah di lambung pesawat, ia sadar masih hidup.

Di sekelilingnya, para Awak Kabin dan sesama Penumpang sudah tak bernyawa. Ia berjalan terseok ke luar dari reruntuhan—dengan wajah penuh darah—dan ditemukan oleh warga sekitar yang segera membawanya ke Rumah Sakit.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menjenguk Vishwash di Rumah Sakit pada Jumat pagi. Modi mengungkapkan belasungkawa mendalam atas peristiwa yang disebutnya “terlalu menyakitkan untuk digambarkan dengan kata-kata”.

“Kehilangan begitu banyak jiwa secara mendadak sungguh menghancurkan,” tulis Modi dalam unggahan resmi.

Keluarga Vishwash di Leicester, Inggris, mengaku tak bisa berkata-kata saat menerima telepon darinya pasca tragedi.

“Yang dia bilang hanya: Aku tidak tahu bagaimana bisa ke luar dari Pesawat itu,” ujar salah seorang kerabat.

Penyelidikan tengah dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tragis ini. Pilot sempat mengirim sinyal mayday, menyebut adanya engine failure beberapa detik setelah tinggal landas.

Sementara itu, Air India telah mendirikan pusat bantuan di Ahmedabad, Delhi, Mumbai, dan Gatwick bagi keluarga korban. Vishwash kini menjadi simbol keajaiban, sekaligus saksi mata dari musibah yang mengubah ratusan keluarga untuk selamanya. (*)

Comment