FIKP Unhas Tegaskan Peran Strategis Dalam Pemulihan Ekosistem Pesisir Lewat Kerja Sama Ilmiah Indonesia-Tiongkok

MENITNEWS.COM, TIONGKOK — Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), kembali menunjukkan kepemimpinan akademik dan kontribusi nyata dalam forum internasional. Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok, FIKP Unhas ambil bagian aktif dalam Joint Symposium on China-Indonesia Marine Ecological Ranching and Achievements Exhibition, yang digelar pada 1–3 Juli 2025 lalu di Shanghai Ocean University, Tiongkok.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc., hadir langsung sebagai keynote speaker dengan membawakan presentasi berjudul Strategic Development of Artificial Reefs and Sea Ranching for Marine Resource Enhancement in Spermonde. Dalam paparannya, Prof. Jamaluddin menekankan pentingnya kerja sama ilmiah kedua negara dalam mempercepat pemulihan ekosistem pesisir serta memperkuat ketahanan pangan laut berbasis ilmu pengetahuan.

“Kemitraan antara Indonesia dan Tiongkok sangat strategis, terutama dalam bidang pemulihan ekosistem pesisir, pengembangan blue economy, dan peningkatan kapasitas SDM kelautan,” ujarnya.

Simposium ini menjadi tonggak penting dari empat tahun kolaborasi antara FIKP Unhas, Shanghai Ocean University (SHOU), dan Guangdong Ocean University (GDOU). Kolaborasi ini mencakup pengembangan teknologi marine ranching, rehabilitasi terumbu karang, serta program talent cultivation yang telah melatih ratusan mahasiswa, alumni, dan praktisi pemerintah Indonesia sejak 2022.

Salah satu pencapaian nyata dari kolaborasi ini adalah keberhasilan instalasi 200 unit terumbu buatan di perairan Bonetambung, Sulawesi Selatan, yang mencakup area seluas tiga hektare. Struktur terumbu terdiri dari berbagai bentuk seperti kubus beton, piramida, dan kubus logam berisi sabut kelapa. Pemantauan berkala yang dilakukan sejak 2024 menunjukkan peningkatan signifikan pada biodiversitas dan biomassa laut.

Dalam kunjungan ini, Rektor Unhas dan Dekan FIKP, Prof. Dr. Safruddin Hasyim, M.Si., juga melakukan pertemuan dengan pimpinan Shanghai Ocean University untuk memperkuat kerja sama dalam bidang riset, pertukaran staf dan mahasiswa, serta pengembangan program bersama jenjang magister dan doktoral.

Selain Prof. Jamaluddin Jompa, empat akademisi FIKP Unhas juga tampil sebagai pembicara undangan:

Dr. Syafyudin Yusuf memaparkan praktik terbaik restorasi terumbu buatan di Indonesia.

Dr. Inayah Yasir menekankan pentingnya ekosistem pendukung seperti lamun dan mangrove dalam menjaga kesehatan terumbu karang.

Prof. Dr. Andi Niartiningsih menjelaskan peran terumbu buatan dalam konservasi spesies laut langka.

Dr. Jamaluddin Fitrah Alam menyajikan hasil pemodelan dinamika biomassa dan energi dengan pendekatan system dynamics.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh lebih dari 40 akademisi, peneliti, dan pejabat kementerian dari kedua negara. Dari pihak Unhas, turut hadir pula Prof. Dr. Ahmad Faizal (Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi), Prof. Dr. Shinta Werorilangi Kristanto (Kepala Kantor Urusan Internasional FIKP), dan Prof. Najamuddin (pakar perikanan tangkap).

Simposium ini tidak hanya mempererat jejaring akademik internasional, tetapi juga menjadi ruang pertukaran teknologi dan inovasi untuk mendukung konservasi laut berkelanjutan dan pengembangan ekonomi biru di kawasan Asia Pasifik.

Melalui partisipasi aktif ini, FIKP Unhas menegaskan komitmennya sebagai pusat unggulan ilmu kelautan tropis dan mitra strategis global dalam pemulihan ekosistem laut serta peningkatan kualitas sumber daya manusia kelautan Indonesia. (*)

Comment