Stabil di Tengah Gejolak Global, Sektor Jasa Keuangan RI Tunjukkan Ketangguhan

MENITNEWS.COM, JAKARTA — Di tengah ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan tekanan ekonomi dunia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan tangguh. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang digelar pada 25 Juni 2025.

Laporan OJK menyebutkan bahwa meskipun tensi geopolitik di Timur Tengah meningkat pasca konflik Israel-Iran dan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, serta perlambatan ekonomi global, sistem keuangan nasional tetap terjaga. Konflik tersebut sempat memicu volatilitas pasar dan harga minyak, namun mereda setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai.

Perekonomian Nasional Masih Tangguh

Di tengah tekanan eksternal, ekonomi Indonesia menunjukkan daya tahan. Inflasi terus menurun dengan inflasi inti tercatat di level 2,37 persen (yoy). Neraca perdagangan pun kembali mencetak surplus pada Mei 2025, ditopang oleh ekspor produk pertanian dan manufaktur.

Pasar Modal dan Bursa Karbon: Dinamis, Namun Terkelola

Pasar saham domestik mengalami pelemahan tipis dengan IHSG turun 3,46 persen (mtd). Kapitalisasi pasar tercatat Rp12.178 triliun. Investor asing mencatatkan net sell Rp8,38 triliun pada Juni.

Sementara itu, pasar obligasi menunjukkan penguatan. Indeks ICBI naik 1,18 persen dengan yield SBN menurun. Bursa karbon juga terus berkembang, mencatat total transaksi 1,59 juta ton CO2e dengan nilai mencapai Rp77,95 miliar.

Intermediasi Perbankan Stabil, Kredit BNPL Melejit

Per Mei 2025, kredit perbankan tumbuh 8,43 persen yoy menjadi Rp7.997,63 triliun, didominasi oleh pertumbuhan Kredit Investasi. Sektor perbankan juga menunjukkan ketahanan dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 25,51 persen.

Fenomena menarik terjadi pada kredit Buy Now Pay Later (BNPL) yang tumbuh signifikan 25,41 persen yoy, mencerminkan perubahan perilaku konsumsi masyarakat.

Industri Asuransi dan Dana Pensiun Menguat

Total aset industri asuransi mencapai Rp1.163,62 triliun, sementara industri dana pensiun tumbuh 9,20 persen yoy menjadi Rp1.572,15 triliun. Sektor ini menunjukkan stabilitas permodalan dengan Risk Based Capital (RBC) jauh di atas batas minimum.

Pinjaman Daring dan Pembiayaan Digital Terus Berkembang

Outstanding pinjaman daring (P2P lending) tumbuh 27,93 persen yoy menjadi Rp82,59 triliun. Di sisi lain, sektor modal ventura dan pembiayaan tetap tumbuh meski lebih moderat.

Namun, OJK tetap waspada. Sebanyak 18 perusahaan pembiayaan dan 17 penyelenggara Pindar dikenai sanksi administratif karena pelanggaran regulasi.

Inovasi Teknologi Keuangan Dipercepat, Aset Kripto Meningkat

OJK mencatat geliat signifikan dari sektor Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK). Hingga Juni 2025, sudah ada 30 penyelenggara resmi tercatat dengan 987 kemitraan bersama Lembaga Jasa Keuangan (LJK).

Di sektor aset kripto, jumlah konsumen melonjak menjadi 14,78 juta orang dengan nilai transaksi pada Mei 2025 mencapai Rp49,57 triliun — meningkat pesat dari bulan sebelumnya.

Di tengah tekanan global dan dinamika geopolitik, sektor jasa keuangan Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Dengan pengawasan ketat dan adaptasi inovasi teknologi, OJK terus memperkuat fondasi industri keuangan nasional demi menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (*)

Comment