MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar menunjukkan komitmen serius dalam upaya penurunan angka stunting. Hari ini, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Makassar, menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) perdana di tahun 2025, bertempat di Ballroom Government Center Lantai I.
Rakor ini bertujuan untuk menyusun laporan Percepatan Penurunan Stunting Semester I, sekaligus memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanganan stunting di Kota Makassar.
Peran Penting Kolaborasi Dalam Penanganan Stunting
Kegiatan strategis ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Makassar, Drs. Andi Irwan Bangsawan, M.Si., yang didampingi oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan, Kurniati Tahir. Dalam sambutannya, Irwan Bangsawan, menegaskan bahwa penanganan stunting adalah program prioritas Pemerintah Kota Makassar, sejalan dengan Visi “Makassar Unggul, Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan.”
“Kita ketahui bersama bahwa program percepatan penurunan stunting adalah program yang multisektoral, di mana pentingnya kolaborasi dari berbagai lintas sektor dan lintas program terkait secara koordinatif, terstruktural, terencana, dan logis,” ujar Irwan.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi dari Tingkat Kota, Kecamatan, Kelurahan, hingga RT/RW untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting dan mencegah lahirnya stunting baru.
Penurunan Angka Stunting dan Target RPJMD
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Kota Makassar berhasil turun dari 25,6% menjadi 22,9%, sebuah penurunan yang signifikan sebesar 2,7%. Meskipun demikian, Irwan mengakui bahwa ini adalah tantangan besar untuk mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu 18%.
Fokus Utama Percepatan Penurunan Stunting
Dalam paparannya, Irwan Bangsawan, menyoroti beberapa poin penting yang menjadi fokus dalam percepatan penurunan stunting:
* Integrasi Program: Memastikan semua program dari berbagai sektor (kesehatan, pangan, sanitasi, pendidikan) saling mendukung.
* Optimalisasi Data: Pemanfaatan data akurat dan terkini untuk penentuan sasaran dan pengukuran keberhasilan.
* Peningkatan Kapasitas SDM: Pembekalan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kesehatan, kader posyandu, dan penyuluh.
* Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan aktif masyarakat dan keluarga dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.
* Inovasi dan Adaptasi: Terus mencari solusi yang paling tepat dan berkelanjutan sesuai kondisi lokal.
Mekanisme Pelaporan dan Peran Penting Stakeholder
Selain itu, Rapat Koordinasi ini juga menghadirkan Hj. A. Mirna, S.H., Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3A DALDUK KB) Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai pemateri kedua.
Mirna menjelaskan secara rinci tentang “Mekanisme Pelaporan TPPS,” sebuah aspek krusial untuk memantau progres pelaksanaan kegiatan secara berkala.
“Salah satu fungsi dari laporan pelaksanaan kegiatan adalah membantu dalam memantau progres pelaksanaan kegiatan secara berkala, karena monitoring yang efektif memastikan bahwa program berjalan sesuai rencana dan tujuan,” jelas Irwan Bangsawan, yang juga menjabat sebagai Sekretaris TPPS Kota Makassar.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Kepala Bidang dari DPPKB Kota Makassar, perwakilan OPD terkait, seluruh Camat atau yang mewakili, para Kepala UPT KB, serta seluruh Penyuluh KB se-Kota Makassar.
Dengan semangat kebersamaan, Rapat Koordinasi ini diharapkan dapat menyamakan persepsi, memperkuat komitmen, dan merumuskan langkah konkret yang lebih terarah demi mewujudkan generasi emas Makassar yang sehat, cerdas, dan produktif, bebas dari ancaman stunting. (*)
Comment