MENITNEWS.COM, PANGKEP — Lantai dua Gedung DPRD Kabupaten Pangkep menjadi saksi bisu perdebatan yang menggetarkan. Pada Selasa, 12 Agustus 2025, puluhan wajah muda dari berbagai daerah berkumpul dalam Latihan Kader II (LK II) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pangkep.
Mereka hadir bukan sekadar untuk pelatihan, melainkan untuk merenungkan masa depan dunia akademik yang kini dibayangi ancaman.
Di hadapan para kader, anggota Komisi I DPRD Pangkep, Abdul Rauf, menyampaikan pesan yang tegas dan lugas. Ia menyoroti fenomena ketika birokrasi pendidikan mulai mencengkeram kebebasan akademik.
Menurutnya, kebebasan akademik kini tidak lebih dari sekadar jargon jika administrasi lebih mendikte daripada substansi.
”Birokrasi Jangan Jadi Gerbang yang Menghambat”
Abdul Rauf menganalogikan birokrasi sebagai “gerbang ganda” yang seharusnya berfungsi sebagai penata arah, namun terkadang justru menjadi penghalang bagi inovasi dan pemikiran kritis.
“Birokrasi memang penting sebagai alat pengatur, tapi jangan sampai ia menutup jalan masuk ke taman ide,” tegasnya.
Pernyataan ini menggugah kesadaran para kader bahwa aturan memang vital, tapi akan berbahaya jika berubah menjadi pagar yang membatasi langkah menuju “taman pemikiran”.
Ia menekankan pentingnya menjaga ruang kebebasan akademik sebagai jantung dari pendidikan itu sendiri.
HMI Pangkep: Menjaga Ruh Pendidikan
Forum ini menjadi momentum bagi para kader untuk berani mempertahankan ruang berpikir kritis mereka. Abdul Rauf berpesan agar mereka tidak gentar menghadapi arus formalitas dan kertas-kertas administrasi yang berpotensi membungkam ide-ide segar.
Ia menekankan bahwa tanpa ruang kebebasan, pendidikan akan kehilangan esensinya sebagai arena untuk mencari kebenaran.
Pertemuan di sore itu tidak hanya menjadi ajang pelatihan kader, melainkan juga sebuah seruan untuk menjaga ruh pendidikan agar tetap hidup dan berkembang, jauh dari bayang-bayang birokrasi yang membelenggu. (*)
Comment