MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Tim Pengabdian Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), meluncurkan terobosan baru di Desa Maccini Sombala, Galesong Utara, Kabupaten Takalar.
Kegiatan ini berfokus pada pelatihan pengolahan rumput laut menjadi aneka makanan bergizi tinggi dan bernilai ekonomi, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sentra budidaya.
Mengubah Komoditas Kering Menjadi Produk Unggulan Olahan Rumput Laut
Selama ini, masyarakat Takalar—salah satu sentra budidaya rumput laut—kerap menjual hasil panen dalam bentuk kering, yang berdampak pada nilai jual yang rendah.
Kepala Desa Maccini Sombala, Mustafa Daeng Maro, menyambut baik inisiatif Unhas tersebut.
”Rumput laut adalah komoditas unggulan Takalar, namun dijual dalam bentuk kering. Pelatihan ini adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengolahnya menjadi makanan bernilai jual tinggi,” ujar Daeng Maro.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat Multitahun Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Pemberdayaan Desa Binaan (PBW PDB), yang didanai oleh Kemendiktisaintek RI melalui LPPM Unhas.
Inovasi Produk Kaya Nutrisi: Mie, Nugget, Hingga Es Krim Rumput Laut
Ketua Tim Pengabdian, Kasmiati, Ph.D., Dosen Prodi Teknologi Hasil Perikanan (THP) FIKP Unhas, menjelaskan fokus utama kegiatan adalah inovasi produk dengan substitusi rumput laut pada bahan makanan populer.
”Kami menyosialisasikan dan melatih pembuatan berbagai produk hasil penelitian dosen Unhas, seperti mie rumput laut, nugget rumput laut, cendol rumput laut, muffin, dan es krim rumput laut,” jelas Kasmiati.
Peserta, khususnya Kelompok Baji Pamai yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri, dilatih membuat produk yang kaya nutrisi dan serat dengan menerapkan standar higienitas dan sanitasi.
Inovasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan pendapatan kelompok Baji Pamai, tetapi juga berperan dalam pencegahan penyakit.
Dukungan Tiga Tahun Menuju Sentra Produksi Global
Direktur Inovasi dan HaKI Unhas, Asmi Citra Malina, Ph.D., menjelaskan bahwa program PDB ini menyasar dua mitra utama di desa:
Mitra Baji Pamai (Kelompok Produktif): Ditargetkan mampu memproduksi aneka olahan rumput laut higienis dan menembus pasar yang lebih luas, mulai dari lintas daerah hingga potensi pasar internasional. Tim Unhas akan memberikan pendampingan intensif agar produk memenuhi standarisasi global.
Mitra PKK Maccini (Kelompok Non-Produktif): Diberi keterampilan membuat produk berbasis ikan dan rumput laut untuk meningkatkan status gizi keluarga dan membantu menanggulangi serta mencegah penularan penyakit TBC di lingkungan masyarakat.
Program ini berlangsung selama tiga tahun, dengan evaluasi tahunan.
“Pada akhir program, desa binaan ini akan menjadi sentra produksi produk berbasis rumput laut,” tegas Citra, seraya menambahkan hibah peralatan produksi telah disalurkan sebagai bentuk dukungan.
Dengan posisi Takalar yang strategis dan dekat dengan Kota Makassar, peluang pemasaran aneka kuliner rumput laut ini diyakini sangat besar, membuka pintu keuntungan baru bagi Kelompok Baji Pamai dan pelaku usaha lokal lainnya. (*)
Comment