Selamat! BPJS Kesehatan Masuk Nominator Nobel Perdamaian 2025

ads
ads

MENITNEWS.COM, JAKARTA — Kabar membanggakan datang dari dunia jaminan sosial. Yah. BPJS Kesehatan masuk dalam nominasi Nobel Perdamaian 2025!

Prinsip gotong royong dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), memberikan kontribusi dan nilai penting dalam mendorong terwujudnya perdamaian.

“Nominasi ini bukan soal menang atau kalah, tetapi pengakuan dunia internasional terhadap kerja kolektif bangsa dalam membangun sistem jaminan sosial yang bermanfaat besar untuk kesehatan masyarakat,” jelas Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Senin (20/10/2025).

Pada tahun 2025, terdapat 338 kandidat yang dinominasikan untuk mendapatkan Nobel Perdamaian, terdiri dari 244 individu, dan 94 organisasi yang salah satunya adalah BPJS Kesehatan.

“Fokus utama kami adalah memastikan setiap penduduk Indonesia terlindungi dalam Program JKN sebagaimana amanah undang-undang. Akses ke fasilitas kesehatan terbuka seluas-luasnya bagi masyarakat tanpa beban finansial,” ucap Ghufron.

Dalam penyelenggaraannya Ghufron menjelaskan, setiap peserta baik sehat maupun sakit mengiur setiap bulannya. Dana yang terkumpul digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan peserta yang membutuhkan.

Menurut Ghufron, prinsip gotong royong dan pengelolaan program yang  akuntabel, mengantarkan BPJS Kesehatan dalam nominasi bergensi Nobel Perdamaian.

“Jika dunia mengakui, tentu menjadi kebanggaan bagi kita bersama. Dengan perhatian Internasional ini, kami ingin memastikan hasil kerja keras dan budaya gotong royong di Indonesia yang diimplementasikan dalam Program JKN dapat dikenal dunia,” ungkapnya.

Nominasi tersebut tak lepas dari kiprah panjang BPJS Kesehatan dalam satu dekade terakhir. Cakupan kepesertaan JKN dari tahun 2014 hingga menjelang penghujung 2025 menunjukan pertumbuhan yang sangat baik. Data per 01 Oktober 2025, tercatat 282.751.141 jiwa atau 98,62% dari 286.693.693 penduduk telah terdaftar menjadi peserta JKN.

“Program JKN berdampak pula terhadap peningkatan perekonomian dan penurunan kemiskinan. Kepesertaan JKN meningkatkan utilisasi kesehatan baik rawat inap maupun rawat jalan. Secara otomatis berimplikasi pada peningkatan angka harapan hidup,” ujar Ghufron.

Pemanfaatan layanan kesehatan dengan JKN terus merangkak naik. Saat awal beroperasi pada 2014 lalu, total pemanfaatan per hari mencapai 252.000 pemanfaatan dengan total pemanfaatan per tahun 92,3 juta. Tahun 2024 lalu, menjadi 1,8 juta pemanfaatan per hari atau 673,9 juta total pemanfaatan per tahun. (*)

Comment