Satgas Dinas PU Makassar Normalisasi Drainase di Jalan Bunga Ejaya, Atasi Sumbatan Lumpur dan Sampah

ads
ads

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Satuan Tugas (Satgas) Drainase Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, menunjukkan respons cepat terhadap laporan masyarakat dengan melakukan kegiatan normalisasi saluran drainase di Jalan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala.

Tindakan sigap ini merupakan langkah antisipatif untuk mencegah genangan air dan banjir, terutama memasuki musim hujan saat ini.

​Kegiatan normalisasi ini berawal dari laporan warga yang disampaikan melalui kanal digital Pemerintah Kota Makassar, yaitu Aduan Lontara+ (Nomor Aduan #1180, Kategori Drainase).

Laporan tersebut menyoroti kondisi saluran yang tersumbat parah akibat endapan lumpur dan tumpukan sampah, yang sangat berpotensi menimbulkan genangan luas saat terjadi hujan deras.

​”Melalui normalisasi ini, aliran air diharapkan kembali lancar sehingga dapat meminimalkan risiko banjir serta meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar.

Dinas PU Makassar terus berkomitmen menjaga infrastruktur drainase agar berfungsi optimal demi kenyamanan dan keselamatan warga,” terang Kepala Dinas PU Kota Makassar, Zuhaelsi Zubir, Senin (3/11/2025).

​Tampak di lapamgan, Tim Satgas Drainase Dinas PU Makassar mengenakan alat pelindung diri lengkap, bekerja keras mengangkut sedimen tebal, sampah, dan puing-puing dari dalam saluran.

Material penyumbat tersebut dimuat ke dalam gerobak dan kemudian diangkut oleh truk operasional, menandakan volume sumbatan yang cukup signifikan.

Kolaborasi Publik-Pemerintah melalui LONTARA+

​Kepala Dinas PU Makassar, Zuhaelsi Zubir, dalam berbagai kesempatan selalu menekankan bahwa layanan aduan seperti Lontara+ adalah jembatan penting antara Pemerintah dan Masyarakat.

Kasus di Jalan Bunga Ejaya, yang terletak di perbatasan wilayah Kelurahan Barayya, Bunga Ejaya, dan Bontoala Tua, membuktikan efektivitas sistem ini dalam penanganan infrastruktur publik.

Mengapa Normalisasi Drainase Penting?

​Normalisasi saluran, yang mencakup pengerukan sedimen dan pembersihan sampah, memiliki dampak krusial.

​Pencegahan Banjir: Mengembalikan kapasitas tampung saluran air.

​Kelancaran Aliran: Memastikan air hujan mengalir deras tanpa hambatan ke drainase primer.

​Kesehatan Lingkungan: Mencegah genangan yang bisa menjadi sarang penyakit dan mengurangi bau tak sedap akibat sampah.

​”Kami mengimbau seluruh warga untuk terus berperan aktif menjaga kebersihan saluran air, dan tidak membuang sampah sembarangan. Kerja sama antara Pemerintah dan Masyarakat, adalah kunci utama untuk menciptakan Kota Makassar yang bebas genangan dan nyaman dihuni,” harap Zuhaelsi. (*)

Comment