JAKARTA, MENITNEWS.COM– Prevalensi obesitas dan diabetes di Indonesia telah mencapai titik mengkhawatirkan. Saat ini, satu dari empat orang dewasa di Indonesia menderita obesitas, dan satu dari sepuluh orang hidup dengan diabetes. Akibatnya, beban biaya kesehatan nasional yang ditimbulkan oleh penyakit terkait obesitas dan diabetes melonjak hingga Rp25 triliun pada tahun 2024.
Kondisi ini mendorong Pemerintah memperkuat strategi pencegahan melalui edukasi masif, skrining gratis, dan rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan.
Obesitas Picu Diabetes Dini dan Beban Ekonomi Negara
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menegaskan bahwa upaya pencegahan obesitas dan diabetes merupakan langkah strategis untuk menekan beban Penyakit Tidak Menular (PTM) serta pembiayaan kesehatan.
Pesan ini disampaikannya dalam acara Jakarta Diabetes Meeting 2025 di Jakarta, Minggu (9/11/2025). Menurut Prof. Dante, tren peningkatan prevalensi kedua penyakit ini terus berlanjut dari tahun ke tahun.
“Saat ini, satu dari empat orang dewasa mengalami obesitas dan satu dari sepuluh orang menderita diabetes. Jika tren ini terus berlanjut, usia onset diabetes akan makin muda, bahkan bisa bergeser dari usia 50-an menjadi 30-an tahun akibat tingginya angka obesitas,” jelas Prof. Dante, dikutip dari rilis.
Ia juga menyoroti dampak ekonomi yang masif. “Pada 2024, pembiayaan untuk penyakit kardiovaskular yang berkaitan dengan obesitas dan diabetes mencapai Rp25 triliun, dengan beban terbesar berasal dari penyakit jantung dan stroke. Karena itu, menekan angka obesitas berarti juga menekan beban ekonomi negara,” tegasnya, dikutip dari idntimes.com.
Strategi Kemenkes: Pencegahan Dini dan Cukai Minuman Manis
Selain orang dewasa, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti peningkatan kasus diabetes pada anak. Data Kemenkes menunjukkan prevalensi diabetes pada anak meningkat hingga 15,6 persen pada tahun 2025.
Untuk merespons kondisi ini, Pemerintah memperkuat strategi promotif dan preventif melalui beberapa program kunci:
- Skrining Kesehatan: Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah menjangkau lebih dari 51 juta penduduk.
- Edukasi: Penguatan edukasi perilaku hidup sehat melalui kampanye CERDIK dan GERMAS.
- Kebijakan Fiskal: Rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).
Prof. Dante menekankan bahwa pengobatan saja tidak cukup. “Pencegahan obesitas dan diabetes tidak cukup hanya dengan pengobatan. Perlu perubahan perilaku menyeluruh, mulai dari pola makan, aktivitas fisik, manajemen stres, hingga kualitas tidur,” ujarnya.
Ia menambahkan pentingnya pendekatan personal, di mana setiap individu perlu memiliki individual treatment plan dan melakukan follow-up secara rutin.
Mengakhiri pernyataannya, Prof. Dante mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita semua harus menjadi bagian dari solusi. Cegah obesitas hari ini untuk menyelamatkan generasi mendatang dari diabetes dan penyakit kardiovaskular,” pungkasnya. (*)
Comment