FGD Strategis Optimalisasi Peran Kader Pendamping di Jeneponto: Perkuat Program MBG Untuk Tuntaskan Stunting

ads
ads

MENITNEWS.COM, JENEPONTO — Direktorat Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Akses dan Kualitas Pembangunan dan Pelayanan Keluarga Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Pusat, menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Kabupaten Jeneponto.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun kajian strategis guna mengoptimalkan peran kader pendamping dalam pelaksanaan program prioritas Nasional, terutama Makan Bergizi Gratis (MBG) 3B (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Non PAUD) dalam upaya percepatan penurunan stunting.

​Tinjauan Lapangan dan Tantangan Prevalensi Stunting

Kabupaten ​Jeneponto dipilih sebagai lokus utama di Sulawesi Selatan, mengingat tingginya prevalensi stunting di wilayah tersebut yang mencapai 37%.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Jeneponto, Siti Meriam, S. STP., M.Si., menyampaikan apresiasi atas pilihan Jeneponto sebagai lokasi kajian, sekaligus menegaskan komitmen Pemerintah Daerah, untuk menurunkan angka stunting melalui sinergi lintas sektor dan penguatan peran 83 PKB/PLKB, 113 IMP Bangga Kencana, 699 Sub IMP, dan 798 Kader TPK di lapangan.

​Kepala Perwakilan (Kaper) Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, SH.,MM, yang membuka kegiatan secara resmi, menyoroti pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi kelompok rentan sebagai langkah strategis penurunan stunting.

​”Data SSGI 2024 menunjukkan prevalensi stunting nasional masih di angka 19,8%. Konvergensi kebijakan, salah satunya melalui program MBG dengan sasaran Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Non PAUD (3B), menjadi upaya kunci Kemendukbangga/BKKBN untuk memastikan akses pangan bergizi bagi kelompok rentan,” ungkap Shodiqin.

​Peran Kader dan Inovasi Program

​FGD yang dilaksanakan secara luring dan daring ini melibatkan Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulsel, Kepala Dinas PPKB, Tim dari Kemendukbangga/BKKBN Pusat, Dinas Kesehatan, Pengelola Program DASHAT, Kader TPK, hingga Penerima Manfaat.

​Program MBG Kemendukbangga/BKKBN dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), yang berperan sebagai unit dapur satelit penyedia Makanan Siap Santap.

Kader Pendamping, sebagai ujung tombak, memiliki peran vital mulai dari verifikasi penerima manfaat, distribusi MBG, pemantauan pertumbuhan anak, hingga edukasi gizi bagi Keluarga Berisiko Stunting (KRS).

​Staf Ahli Sekretariat Stunting Kemendukbangga/BKKBN, Dr.dr. Lucy Widasari, M.Si, dalam paparannya menekankan perlunya kajian mendalam mengenai efektivitas dan faktor pendukung serta penghambat implementasi MBG melalui DASHAT.

​”Kami ingin menganalisis efektivitas sistem distribusi, pengetahuan, sikap, dan perilaku (PSP) kader, serta menguji pemanfaatan aplikasi SIPENTING (Sistem Pemantauan dan Evaluasi Cegah Stunting) sebagai alat monitoring dan evaluasi program MBG 3B,” jelas Dr. Lucy.

​Adapun tujuan spesifik dari FGD ini mencakup:

​Mengidentifikasi efektivitas pelaksanaan MBG 3B di Jeneponto.

​Memetakan kapasitas dan tantangan yang dihadapi kader pendamping.

​Mensosialisasikan penggunaan Aplikasi SIPENTING untuk monitoring dan evaluasi.

​Menggali kondisi implementasi di lapangan untuk akurasi kebijakan Nasional.

​Secara spesifik, FGD ini diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam bentuk policy brief yang berfokus pada perbaikan sistem distribusi paket gizi, mekanisme pemantauan berbasis kader/posyandu, dan penguatan edukasi gizi.

Hasil konkret dari FGD ini, diharapkan dapat membawa perbaikan signifikan dalam layanan gizi dan mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Jeneponto. (*)

Comment