JAKARTA, MENITNEWS.COM – Temuan terbaru dari Framingham Heart Study di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebiasaan aktif secara fisik, terutama yang dimulai pada usia paruh baya (45 tahun ke atas), memberikan perlindungan signifikan terhadap risiko demensia, bahkan bagi individu yang membawa faktor genetik risiko tinggi.
Penelitian ini memperkuat pandangan bahwa olahraga tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi juga sangat penting untuk menjaga fungsi kognitif dan menurunkan peradangan kronis di otak.
Manfaat Signifikan di Usia 45 Tahun ke Atas
Studi yang melibatkan 4.290 peserta yang diamati sejak 1971 ini membagi partisipan menjadi tiga kelompok usia: dewasa (26–44 tahun), paruh baya (45–64 tahun), dan dewasa lanjut (65 tahun ke atas).
Hasilnya menunjukkan fakta yang mencolok:
Orang yang aktif berolahraga secara rutin di usia paruh baya hingga lanjut memiliki peluang 41 hingga 45 persen lebih kecil terkena demensia dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup minim gerak.
Penelitian ini menegaskan bahwa usia 45 tahun ke atas adalah periode krusial untuk memulai atau mempertahankan aktivitas fisik demi kesehatan otak jangka panjang.
Gen Risiko Tinggi Tetap Menerima Efek Positif
Salah satu temuan paling menarik adalah bagaimana aktivitas fisik berinteraksi dengan faktor genetik.
Studi menyoroti individu yang membawa gen risiko demensia, yaitu APOE $\epsilon 4$ (gen yang terkait dengan peningkatan risiko Alzheimer). Meskipun gen ini meningkatkan kerentanan, partisipan yang aktif secara fisik di usia lanjut tetap menuai manfaat perlindungan dari olahraga.
Para peneliti menyimpulkan bahwa meskipun manfaat optimal terlihat pada usia paruh baya, tidak ada kata terlambat untuk mulai aktif. Olahraga tetap memberikan efek positif bagi kesehatan otak di usia berapa pun.
Aktivitas fisik yang dimaksud tidak harus ekstrem. Kegiatan sehari-hari seperti jalan cepat, naik-turun tangga, berkebun, atau hobi yang melibatkan gerakan tubuh sudah memberikan dampak signifikan.
Catatan Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk metode pelaporan aktivitas fisik berdasarkan ingatan peserta (potensi bias) dan fokus pada populasi keturunan Eropa di satu kota. Oleh karena itu, hasil mungkin perlu diverifikasi lebih lanjut pada populasi yang lebih beragam.
Namun, pesan utama penelitian ini jelas: setiap langkah kecil menuju aktivitas fisik bermanfaat untuk menjaga kesehatan otak dan menurunkan risiko demensia di masa depan. (*)
Comment