Diet Barat vs Diet Tradisional: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Ilustrasi Diet (Foto: iStockphoto/Getty Images/P Stock)

ads
ads

JAKARTA, MENITNEWS.COM– Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, diet Barat (Western diet) sering menjadi pilihan karena praktis. Namun, benarkah kepraktisan ini berbanding lurus dengan kesehatan tubuh?

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine membandingkan dampak diet Barat dengan diet Tradisional (pola makan berbasis ekosistem lokal). Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan pada sistem kekebalan tubuh kita.

Apa Itu Diet Barat (SAD)?

Dilansir dari Medical News Today, diet Barat juga dikenal dengan istilah Standard American Diet (SAD). Ciri utamanya adalah:

  • Tinggi: Lemak jenuh, karbohidrat olahan (gula, tepung), garam, dan kalori.

  • Rendah: Makanan nabati (sayur dan buah), serat, dan mikronutrien.

“Pola makan SAD bukanlah pola makan seimbang. Diet ini kekurangan mikronutrien penting seperti seng serta vitamin A, C, D, dan E. Penelitian mengaitkannya dengan obesitas, penyakit jantung, dan stroke,” jelas Kathy W. Warwick, RDN, CDCES, pakar kesehatan.

Temuan Studi: Peradangan vs. Perlindungan

Peneliti dari Radboud University Medical Center dan KCMC University di Tanzania melakukan eksperimen selama dua minggu terhadap 70 pria sehat. Mereka membagi peserta untuk bertukar pola makan antara diet Barat dan diet Tradisional Afrika.

Berikut adalah temuan utama dari riset tersebut:

1. Dampak Buruk Diet Barat

Peserta yang beralih ke diet Barat (seperti pizza, nasi putih, pasta, kentang goreng, dan daging setiap hari) mengalami:

  • Peningkatan protein inflamasi (peradangan) dalam darah.

  • Aktivasi proses biologis yang memicu penyakit gaya hidup.

  • Penurunan efektivitas sel imun dalam melawan kuman (patogen).

2. Keunggulan Diet Tradisional

Peserta yang mengonsumsi diet Tradisional Afrika atau minuman fermentasi mengalami:

  • Penurunan penanda peradangan.

  • Metabolisme yang lebih lancar.

  • Efek jangka panjang: Manfaat kesehatan tetap terasa bahkan empat minggu setelah intervensi diet berakhir.

Mengapa Diet Tradisional Lebih Sehat?

Menurut dr. Quirijn de Mast, dokter internis dari Radboudumc, rahasia kesehatan diet tradisional (khususnya Afrika wilayah Kilimanjaro) terletak pada komposisinya yang kaya nutrisi:

Komponen Diet Tradisional (Sehat) Diet Barat (Tidak Sehat)
Sumber Utama Sayur, buah, kacang-kacangan, biji-bijian utuh. Makanan olahan, roti putih, kentang goreng.
Konsumsi Daging Terbatas (sekitar 2 kali seminggu). Sangat tinggi (setiap hari).
Karbohidrat Beras merah dan umbi-umbian. Nasi putih, pasta, tepung rafinasi.
Tambahan Khusus Makanan fermentasi (pisang & millet). Gula, garam, dan lemak jenuh tinggi.

“Peradangan adalah akar dari banyak kondisi kronis. Diet tradisional menawarkan perlindungan alami melalui keragaman bahannya,” tambah dr. De Mast.

Kesimpulan

Meskipun diet Barat menawarkan kemudahan, dampaknya terhadap peradangan tubuh tidak bisa disepelekan. Kembali ke pola makan tradisional yang kaya akan serat, tanaman lokal, dan makanan fermentasi adalah investasi jangka panjang yang luar biasa bagi kesehatan Anda. (*)

Comment