MENITNEWS.COM, PAPUA — Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Pusat Pengembangan Kebijakan Publik (P2KP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), menggelar Seminar Akhir Grand Desain Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya.
Seminar berlangsung pada Jumat (26/12/2025) di Hotel Vega, Kabupaten Sorong, dihadiri Tim Peneliti dari P2KP LPPM Unhas dan jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tambrauw.
Kajian ini merupakan kerja sama antara Universitas Hasanuddin dan Pemerintah Kabupaten Tambrauw, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang).
Seminar akhir merupakan tahapan finalisasi seluruh rangkaian kajian. Sebelumnya, Tim P2KP LPPM Unhas telah menggelar rangkaian pengumpulan data lapangan, wawancara, dan focus group discussion dengan para pemangku kepentingan.
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Tambrauw, Mousche Woria, menjelaskan bahwa wilayah ini memiliki potensi yang sangat prospektif untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat.
Di sisi lain, terdapat sejumlah tantangan yang perlu dikaji secara akademik, terutama dalam rangka menjaga karakter wilayah ini sebagai kabupaten konservatif.
“Kita sudah bicara konsep pembangunan daerah ini sejak sepuluh tahun lalu. Tidak sedikit gagasan inovatif dihasilkan. Tapi kita masih lambat dalam implementasi. Maka dengan kajian bersama Unhas, kita berharap ada fase untuk memonitor implementasinya,” kata Mousche.
Kepala P2KP LPPM Unhas, Dr. Sultan Syakib, mengatakan bahwa hasil kajian ini merupakan proses yang melibatkan pendekatan perencanaan pembangunan berbasis masyarakat.
Selain menelaah data ekonomi dan keunggulan daerah, kajian ini menempatkan visi Tambrauw sebagai Kabupaten Konservasi dalam setiap analisis.
“Kami memetakan wilayah Tambrauw dalam enam pusat pengembangan, yaitu pertanian dan perkebunan, peternakan, industri perikanan terpadu, industri kepariwisataan, jasa lingkungan di wilayah konservasi, serta layanan publik dan jasa pemerintahan,” kata Dr. Sultan.
Usai presentasi dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Dr. Ilham Alimuddin (Kepala Pusat Studi Kebencanaan Unhas). Beberapa pimpinan OPD Kabupaten Tambrauw yang hadir turut memberikan tanggapan dan penguatan terhadap hasil kajian.
Kepala Dinas Pariwisata, Abraham Mayor, menyoroti potensi pariwisata Tambrauw yang belum terkelola optimal.
“Kami memiliki obyek penyu belimbing, terbesar di dunia. Tapi belum dikenal. Perlu dijajaki kemungkinan untuk menempatkan pariwisata Tambrauw sebagai sub sistem dalam ekosistem pariwisata Raja Ampat yang sudah sangat populer,” kata Abraham.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tambrauw, mengharapkan ada integrasi dari Kajian Percepatan yang dilakukan bersama ini dengan Rencana Pembangunan Daerah lainnya.
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Tambrauw, Mousche Woria, selanjutnya memberi beberapa catatan untuk percepatan pembangunan ekonomi Tambrauw.
Untuk sektor pariwisata perlu dibuka ruang bagi wisata minat khusus. Sementara untuk sektor pendukung lainnya, perlu optimalisasi distribusi data dan informasi tentang Tambrauw melalui internet.
“Sekarang orang-orang di seluruh dunia mencari apa saja melalui internet. Informasi mengenai Tambrauw sangat tertinggal, masih data lama. Kita perlu memikirkan juga hal ini,” tutup Mousche.
Pada kesempatan ini, para peserta juga membahas beberapa kebutuhan perencanaan pembangunan daerah, seperti Kajian Risiko Bencana. (*)
Comment