Laju Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Menunjukkan Performa Meyakinkan

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenkeu Sulsel), menggelar konferensi pers daring pada Rabu (20/11/2024), untuk memaparkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) regional hingga 31 Oktober 2024.

Pemaparan ini, menyoroti pencapaian positif Sulawesi Selatan dalam mendukung stabilitas ekonomi, meskipun menghadapi tekanan global.

Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel menunjukkan performa yang meyakinkan. Hingga Kuartal III 2024, pertumbuhan ekonomi triwulan (q-to-q) mencapai 3,30%, jauh melampaui angka nasional sebesar 1,50%. Secara tahunan (y-on-y), Sulsel tumbuh 5,08%, sedikit di atas angka nasional 4,95%.

Tingkat inflasi pada Oktober 2024 tetap terkendali di angka 1,55% (yoy), berada dalam rentang target 3% ±1. Inflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,15% dan year-to-date (ytd) tercatat di angka 0,68%, mencerminkan stabilitas harga di pasar.

Fero-nikel tetap menjadi komoditas ekspor andalan Sulsel dengan pertumbuhan 30,8% (yoy). Jepang dan Cina mendominasi tujuan ekspor. Sebaliknya, Cina dan Brazil menjadi pemasok impor utama, dengan gandum dan gula sebagai komoditas terbesar.

Surplus neraca perdagangan bulan Oktober 2024 mencapai USD 50,93 juta, menandai tren positif selama 49 bulan berturut-turut. Meski demikian, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari–Oktober 2024 mengalami penurunan 0,52% (yoy).

Pendapatan APBN Sulsel hingga Oktober 2024 mencapai Rp14,02 triliun atau 79,96% dari target, meningkat 7,95% (yoy).

Sementara belanja APBN tercatat sebesar Rp45,59 triliun atau 78,57% dari pagu, tumbuh 7,76% (yoy). Hal ini menjadikan APBN Sulsel sebagai penggerak utama ekonomi regional di Pulau Sulawesi. Sektor perpajakan mencatat penerimaan Rp10,67 triliun, atau 73,47% dari target, tumbuh 5,16% (yoy).

Namun, beberapa sektor seperti konstruksi dan pertambangan mengalami penurunan akibat perlambatan aktivitas ekonomi. Di sisi lain, penerimaan dari Bea dan Cukai mencapai Rp404,55 miliar, hampir mencapai target tahun ini.

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp14,55 triliun, meningkat 24,83% (yoy), dengan sektor pertanian, perdagangan, dan jasa sebagai penerima utama.

Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) juga mengalami peningkatan sebesar Rp244,63 miliar, mendukung sektor perdagangan dan jasa. Belanja pemerintah pusat di Sulsel mencapai Rp18,39 triliun atau 70,71% dari pagu, meningkat 5,99% (yoy), dengan fokus pada infrastruktur prioritas dan dukungan persiapan pemilu. Sementara itu, belanja transfer ke daerah sebesar Rp27,2 triliun, tumbuh 8,99% (yoy).

Dana desa menjadi salah satu pos terbesar, mencapai 95% dari pagu, diikuti Dana Alokasi Umum (DAU) 89%. Meski begitu, beberapa komponen seperti Dana Bagi Hasil (DBH) dan Insentif Fiskal mengalami kontraksi. Kinerja ekonomi Sulawesi Selatan tetap kokoh meski menghadapi dinamika global seperti volatilitas harga komoditas dan geopolitik.

Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan kebijakan makro untuk mendorong pertumbuhan sekaligus stabilitas. Dengan APBN sebagai “shock absorber,” Sulsel optimis mempertahankan momentum positif ini untuk terus menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia. (rls)

Comment