MENITNEWS.COM, JAKARTA — Sebuah unggahan yang membagikan informasi mengenai ciri-ciri uang palsu, ramai dibicarakan di media sosial X (Twitter). Informasi itu dibagikan lewat akun @merapiuncover.
Dengan menggunakan dua lembar uang pecahan Rp 50.000 sebagai contoh, pengunggah menyebut, uang palsu memiliki kertas dan tulisan yang lebih tebal, serta didesain lebih rapi.
“Bedanya, kalau uang palsu kertasnya kebih tebal, desain lebih rapih, font tulisan “Negara Kesatuan Republik Indonesia” lebih tebal, gambar tokoh pahlawan ga sesuai posisi di tengah, ga bisa disetor tunai. Saya udah dapat dari costumer 3x dalam setahun..,” tulis pengunggah.
Hingga Selasa (24/12/2024), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,7 juta kali dan lebih dari 2.000 pengguna membagikan ulang.
Lantas, benarkah uang palsu memiliki ciri kertas dan tulisan yang lebih tebal dibanding uang asli?
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Marlison Hakim mengatakan, informasi soal ciri uang palsu tersebut tidak tepat.
Menurutnya, uang asli justru terbuat dari kertas yang lebih tebal dan kasar serta di beberapa area, termasuk angka, dicetak dengan tebal menggunakan teknik intaglio.
Apa itu Intaglio? Itu adalah hasil cetak berbentuk relief yang terasa kasar saat diraba. Biasanya terdapat pada angka nominal uang rupiah, huruf terbilang, tulisan Bank Indonesia, gambar utama, dan lambang negara Burung Garuda.
“Itu terbalik. Justru uang asli kertasnya lebih tebal dan kasar karena teknik cetak intaglio. Sehingga walaupun sudah lusuh tapi tetap terasa tebal dan kasar. Sebaliknya, uang palsu karena dari kertas biasa, lebih tipis dan ringan. Teknik cetak tidak kasar, sehingga mudah dikenali,” terang Marlison.
Meski begitu, dia mengakui bahwa memang ada beberapa uang palsu yang terasa tebal saat diraba, karena menggunakan kertas berlapis.
Akan tetapi, hasil cetaknya akan tetap berbeda dari uang asli. Teknik cetak uang palsu tidak dapat memberikan hasil yang sama dengan cetakan uang asli.
“Jenis kertas dan teknik cetak tetap tidak dapat menyamai yang asli, karena penggunaan teknologi kertas, pencetakan, serta unsur pengamanan yang tidak bisa disamai oleh pemalsu uang,” paparnya.
Menanggapi keresahan masyarakat mengenai maraknya uang palsu, Marlison mengungkapkan, sebetulnya rupiah sudah diakui oleh dunia sebagai salah satu mata uang yang paling aman.
Khusus uang kertas Rp 50.000 tahun emisi 2022, meraih peringkat kedua dalam kategori “Mata Uang Paling Aman dan Sulit Dipalsukan di Dunia (World’s Most Secure Currencies: The Hardest Banknotes to Counterfeit)”.
Penilaian tersebut dikeluarkan oleh BestBrokers dalam artikel bertajuk “The world’s most protected currencies: Revealing the hardest banknotes to counterfeit” pada Desember 2024.
Sebagai informasi, BestBrokers adalah lembaga independen yang menganalisis dan melakukan pemeringkatan finance trading platform serta terkait mata uang dunia.
Dalam penilaian itu, uang Indonesia menjadi terkuat kedua setelah Swiss (100 franc), dan di atas euro (€50), dollar Australia (A$50), poundsterling (£20), dan yen (¥10.000).
Uang pecahan Rp 50.000 dinilai memiliki 17 fitur keamanan yang canggih dan terkini, di antaranya watermark bergambar Ir. H. Djuanda Kartawidjaja dan tinta berubah warna yang memiliki efek gerak dinamis.
“Peringkat ini merupakan pengakuan internasional atas keunggulan desain dan teknologi keamanan uang kertas Indonesia, hasil kerja keras kolaborasi antara Bank Indonesia dan Perum Peruri,” tutup Marlison. (bs)
Comment