MENITNEWS.COM, SINGAPURA — Jet Li, seorang legenda seni bela diri yang mendunia, tidak hanya dikenal karena kehebatannya di layar lebar. Tetapi, juga karena keputusan-keputusan penting dalam hidupnya.
Salah satu fakta paling menarik adalah pilihannya meninggalkan status warga negara Amerika Serikat, dan memilih menjadi warga negara Singapura pada tahun 2009 silam. Keputusan ini bukan tanpa alasan.
Kenapa bisa? Jet Li memilih Singapura karena sistem pendidikannya yang dianggap terbaik untuk kedua putrinya. Ia juga menyebutkan bahwa paspor Singapura, yang memberikan kebebasan visa ke berbagai negara, menjadi salah satu faktor pendukung.
Langkah ini menunjukkan prioritas Jet Li terhadap keluarga dan kualitas hidup, di luar gemerlapnya dunia hiburan.
Lahir di Beijing, Cina, pada 26 April 1963 dengan nama asli Li Lian Jie, Jet Li memulai perjalanan hidupnya sebagai atlet wushu nasional. Di usia 12 tahun, ia telah memenangkan lima gelar juara wushu berturut-turut, hingga akhirnya pensiun pada usia 18 tahun akibat cedera lutut.
Dari dunia olahraga, ia melangkah ke dunia film, dengan debutnya dalam film Shaolin Temple (1982). Namanya yang asli kemudian berganti menjadi Jet Li, ketika sebuah perusahaan film di Filipina pada tahun 1982 merasa nama Li Lian Jie terlalu sulit diucapkan.
Nama “Jet” terinspirasi dari kecepatan dan kelincahannya dalam seni bela diri, yang menjadi ciri khasnya di layar kaca. Di Hollywood, Jet Li memulai kariernya sebagai antagonis dalam Lethal Weapon 4 (1998) dan baru mendapatkan peran utama dalam Romeo Must Die (2000).
Sejak itu, ia terus memukau dunia dengan aksi laga yang memadukan seni bela diri klasik dan karisma yang khas.
Salah satu momen yang paling mengubah hidup Jet Li, adalah pengalamannya selamat dari bencana tsunami di Maladewa pada 2004. Peristiwa ini mendorongnya untuk mendirikan One Foundation, sebuah yayasan yang fokus pada bantuan bencana alam, perlindungan lingkungan, dan pengentasan kemiskinan.
Melalui yayasan tersebut, Jet Li tidak hanya menjadi pahlawan di layar, tetapi juga di dunia nyata. Ia menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap isu-isu sosial, membuktikan bahwa popularitasnya digunakan untuk membawa dampak positif bagi banyak orang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jet Li juga menjadi sorotan karena kondisi kesehatannya. Ia mengidap hipertiroidisme, gangguan pada kelenjar tiroid yang membuatnya terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.
Meski demikian, ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan filantropi dan sesekali tampil di media, membuktikan bahwa semangatnya tidak pernah pudar. Keputusan Jet Li untuk menjadi warga negara Singapura adalah salah satu langkah penting yang mencerminkan nilai-nilai pribadinya.
Pilihannya untuk mendahulukan pendidikan anak-anaknya, kestabilan hidup, dan pengaruh positif di masyarakat, menjadi bukti bahwa ia lebih dari sekadar bintang laga. Dia adalah sosok panutan yang menginspirasi. (bs)
Comment