Mengenal Tahi Lalat: Jenis, Penyebab, dan Risiko Kesehatan yang Perlu Diketahui

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Tahi lalat merupakan bintik kecil berwarna cokelat atau hitam, yang muncul di kulit akibat pertumbuhan sel pigmen yang disebut melanosit. Umumnya, tahi lalat bersifat jinak dan tidak berbahaya.

Namun, dalam beberapa kasus, tahi lalat dapat berubah menjadi tanda awal kanker kulit, terutama melanoma.

Jenis-Jenis Tahi Lalat

  1. Tahi Lalat Biasa (Common Nevus)

    • Biasanya berbentuk bulat atau oval dengan warna cokelat atau hitam.
    • Permukaannya bisa rata atau sedikit menonjol.
  2. Tahi Lalat Atipikal (Dysplastic Nevus)

    • Bentuknya tidak beraturan dengan warna yang bervariasi.
    • Berpotensi lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker kulit.
  3. Tahi Lalat Kongenital

    • Muncul sejak lahir dan bisa berukuran besar.
    • Risiko berkembang menjadi kanker lebih tinggi dibanding tahi lalat biasa.
  4. Tahi Lalat Dermal (Intradermal Nevus)

    • Biasanya menonjol dan memiliki warna yang mirip dengan kulit.

Penyebab Munculnya Tahi Lalat

Tahi lalat terbentuk akibat faktor genetik dan paparan sinar ultraviolet (UV). Beberapa penyebab utama meliputi:

  • Paparan sinar matahari yang berlebihan – Radiasi UV dapat merangsang pertumbuhan melanosit.
  • Faktor keturunan – Jika keluarga memiliki banyak tahi lalat, kemungkinan besar seseorang juga akan memiliki banyak tahi lalat.
  • Perubahan hormon – Kehamilan atau masa pubertas dapat menyebabkan tahi lalat menjadi lebih gelap atau bertambah banyak.

Kapan Harus Waspada?

Meskipun sebagian besar tahi lalat tidak berbahaya, perubahan tertentu bisa menjadi tanda adanya masalah serius. Gunakan metode ABCDE untuk mendeteksi kemungkinan melanoma:

  • A (Asymmetry): Bentuk tidak simetris.
  • B (Border): Tepi tidak rata atau kabur.
  • C (Color): Warna tidak merata atau berubah.
  • D (Diameter): Lebih besar dari 6 mm.
  • E (Evolving): Mengalami perubahan bentuk, ukuran, atau warna.

Jika tahi lalat mengalami perubahan yang mencurigakan, terasa gatal, berdarah, atau bertambah besar secara cepat, segera konsultasikan dengan dokter kulit.

Cara Mencegah Risiko Tahi Lalat Berbahaya

  • Gunakan tabir surya dengan SPF tinggi untuk melindungi kulit dari sinar UV.
  • Hindari paparan sinar matahari berlebihan, terutama pada pukul 10.00–16.00.
  • Gunakan pakaian pelindung dan topi saat berada di luar ruangan.
  • Rutin memeriksa kondisi tahi lalat dan konsultasikan dengan dokter jika ada perubahan.

Meskipun tahi lalat umumnya tidak berbahaya, penting untuk tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi. Dengan menjaga kesehatan kulit dan melakukan deteksi dini, risiko terkena kanker kulit dapat diminimalkan. (*)

Comment