MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menerima audiensi jajaran pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Selatan di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulsel, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Kota Makassar, Jumat, 11 April 2025.
Audiensi yang berlangsung dalam suasana akrab ini dihadiri oleh 12 orang pengurus lembaga agama Hindu, termasuk tujuh perwakilan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI).
Pertemuan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi dalam rangka pelaksanaan kegiatan Dharma Santi atau momen saling memaafkan dan mempererat hubungan antarumat sebagai penutup rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947/2025.
Wagub Sulsel menyambut hangat kehadiran jajaran pengurus PHDI. Ia menyampaikan apresiasi atas komitmen PHDI dalam memperkuat harmoni dan toleransi antarumat beragama di Sulawesi Selatan.
“Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tentu sangat terbuka untuk bersinergi. Kami berharap PHDI menjadi mitra aktif dalam mendukung program-program pemerintah, khususnya dalam memperkuat kerukunan umat beragama,” ujar Fatmawati Rusdi.
Sementara itu, Ketua Harian PHDI Sulsel yang juga menjabat sebagai Sekretaris FKUB Sulsel, Gede Durahman, menyampaikan terima kasih atas kesempatan audiensi yang diberikan oleh Wakil Gubernur.
Ia menjelaskan bahwa kedatangan mereka bertujuan untuk menyampaikan agenda penutupan Hari Raya Nyepi dalam bentuk Dharma Santi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wagub, Bu Fatmawati Rusdi, yang telah menerima kami. Kami ingin menyampaikan bahwa rangkaian Hari Raya Nyepi telah berjalan dan besok akan ditutup dengan Dharma Santi. Kami akan melaksanakan open house di Pura Giri Nata pukul 10 pagi, dan selanjutnya pada tanggal 19 April Dharma Santi akan digelar di Luwu Timur,” jelas Gede.
Ia menjelaskan bahwa makna Dharma Santi sejatinya sama dengan silaturahmi terbuka atau open house yang dilakukan saat Idulfitri.
“Dharma Santi itu adalah momen saling memaafkan. Maknanya sangat mirip dengan minal aidzin wal faidzin, karena Hari Raya Nyepi itu sendiri memiliki nilai-nilai Catur Brata (empat prinsip pengendalian diri selama Hari Raya Nyepi) yang sejalan dengan semangat Ramadan di kalangan umat Muslim,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan undangan langsung kepada Wakil Gubernur untuk menghadiri Dharma Santi yang akan digelar di Desa Kartaraharja, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur.
Menanggapi kepemimpinan Fatmawati Rusdi, Gede menyebut sosok Wakil Gubernur sebagai figur yang humanis dan moderat.
“Ibu Wagub adalah sosok yang humanis dan moderat. Dalam konteks kerukunan, beliau menekankan pentingnya peran umat beragama menjaga Sulsel tetap rukun dan damai. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita semua,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan Dharma Santi dilakukan di tengah masyarakat akar rumput, bukan di hotel atau tempat eksklusif, sebagai wujud pelayanan langsung kepada masyarakat kecil.
“Kita ingin Dharma Santi bersentuhan langsung dengan masyarakat. Di sana ada UMKM, pemberdayaan umat, dan pergerakan ekonomi. Ini bentuk penguatan nilai keberagaman dan kesejahteraan,” tutup Gede.
Pertemuan diakhiri dengan doa bersama dan foto bersama, menjadi penanda keharmonisan antarumat beragama di Sulawesi Selatan yang terus dijaga. (rls)
Comment