Patut Didukung, WIKA Ciptakan Lapangan Kerja dan Berdayakan UMKM Melalui Pembangunan Bendungan Jenelata

MENITNEWS.COM, GOWA — Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA KSO), terus mengebut pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Proyek strategis Nasional ini tidak hanya diyakini menjadi andalan infrastruktur pengelola air terbesar di kawasan Sulawesi Selatan, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat

Termasuk mendorong pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Serta menggunakan teknologi dan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Bendungan Jenelata dirancang untuk memiliki kapasitas tampung mencapai 223,6 juta meter kubik. Salah satu fungsi utamanya adalah mengendalikan banjir tahunan dari Sungai Jenelata, yang selama ini kerap meluap di wilayah Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.

Melalui bendungan ini, debit banjir akan dapat ditekan dari 1.037 m³/detik menjadi 686 m³/detik, dengan daya kendali jangka panjang hingga 50 tahun.

Hingga Mei 2025 ini, progres fisik Bendungan Jenelata telah mencapai 10%. Dimana dalam proses pengerjaannya, proyek tersebut menggunakan lebih dari 50% tenaga kerja masyarakat lokal.

Sehingga mebuka akses lapangan pekerjaan, sekaligus meningkatkan kapabilitas sumber daya masyarakat sekitar. Proyek tersebut juga turut meningkatkan keterlibatan UMKM, terutama dalam mendukung rantai pasok logistik, konsumsi, hingga transportasi pendukung konstruksi.

Selain meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, proyek tersebut juga mengusung inovasi metode kerja, yakni melalui teknologi Building Information Modeling (BIM) untuk memperkuat efisiensi desain dan koordinasi lintas-disiplin konstruksi.

Sejalan dengan semangat WIKA untuk terus meningkatkan implementasi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance), konstruksi Bendungan Jenelata, juga menggunakan panel surya dan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi dan mendukung proses bisnis berkelanjutan.

Tak hanya itu, kehadiran bendungan ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Bendungan Jenelata akan menjadi salah satu sumber irigasi untuk lebih dari 25.000 hektare lahan pertanian di Wilayah Desa Bili-Bili, Bissua, dan Desa Kampili, Kabupaten Gowa.

Didukung dengan pola tanam Padi–Padi–Palawija, indeks pertanaman di wilayah tersebut diproyeksikan akan dapat meningkat hingga 300%.

Total air baku sebesar 6,05 m³/detik juga akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, dan Takalar, termasuk pasokan air untuk industri seperti pabrik gula di Takalar.

Dari sisi energi, Bendungan Jenelata memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air mencapai 7 megawatt. Kawasan sekitar bendungan juga dirancang untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata air dan kuliner yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat sektor pariwisata berbasis komunitas.

“WIKA tidak sekadar hadir sebagai kontraktor, tetapi juga sebagai pionir dalam penerapan ESG di sektor konstruksi. Melalui proyek Bendungan Jenelata, kami meyakini bahwa infrastruktur yang dibangun dengan kesadaran lingkungan, peningkatan ekonomi dan kemanfaatan sosial akan menjadi investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia,” ujar Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW).

Pembangunan Bendungan Jenelata menjadi representasi dari kolaborasi Pemerintah, Investor, BUMN, mitra kerja, dan masyarakat lokal dalam mewujudkan infrastruktur berkelanjutan yang menyatu dengan kebutuhan wilayah.

Serta menjawab tantangan zaman. Proyek ini diharapkan menjadi titik tolak menuju Sulawesi Selatan yang tangguh dan mandiri.

“Kami butuh dukungan seluruh pihak dalam menyukseskan kehadiran Bendungan Jenelata,” pungkas Agung Budi Waskito. (*)

Comment