Dua Eks PSM Sukses Ciptakan Bintang Timnas Dari Tanah Mandar, Kini Mengabdi Sebagai Legislator

MENITNEWS.COM, SULBAR — Suatu ketika mereka berseragam merah marun, berjuang di Lapangan Hijau bersama PSM Makassar. Kini, mereka mengenakan jas formal, duduk di kursi Legislatif, memperjuangkan nasib sepak bola dari ruang rapat Dewan.

Mereka adalah Febrianto Wijaya dan Ardan Aras. Dua mantan pesepak bola profesional yang kini berstatus Anggota DPRD di Sulawesi Barat.

Febrianto sebagai Legislator Kabupaten Mamuju sejak 2014, dan Ardan Aras, Anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar terpilih pada Pemilu 2024 lalu.

Walau berasal dari Dapil berbeda. Namun, keduanya punya semangat yang sama: membangkitkan gairah sepak bola Sulbar, Provinsi termuda di Pulau Sulawesi.

Di luar agenda resmi sebagai Wakil Rakyat, keduanya masih setia mengabdikan diri untuk dunia yang membesarkan nama mereka. Febrianto menjabat sebagai Direktur Akademi PSM di Mamuju, Lembaga yang dikenal sebagai lumbung talenta muda Tanah Air.

Sementara Ardan mengelola Tidola Darma, Klub lokal asal Polman yang ia bangun bersama sang kakak, Irsyad Aras, juga mantan pemain PSM dan Timnas Indonesia.

“Diskusi soal pembinaan sepak bola Sulbar sudah sering kami lakukan. Kami ingin ada sistem yang terstruktur, mulai dari Pelatih, Wasit, hingga Kompetisi,” ujar Febrianto, dalam sebuah pertemuan informal dengan Ardan beberapa waktu lalu.

Melahirkan Bintang Dari Tanah Mandar

Akademi PSM tak hanya sekadar Sekolah Sepak Bola. Dari tempat inilah nama-nama seperti Dzaky Asraf, Ricky Pratama, hingga Fadel Muhammad, muncul ke permukaan, menembus skuad Timnas Indonesia kelompok umur.

Fadel bahkan turut membawa Timnas Pelajar U-16 menjuarai Gothia Cup China 2019. Rekam jejak Akademi ini makin bersinar dengan dipanggilnya dua pemain muda, M Hendra dan M Gilang Perdana, ke seleksi Timnas U-17 untuk Kualifikasi Piala Asia 2025.

Sebuah prestasi yang menjadi bukti bahwa pembinaan berkelanjutan bisa melahirkan talenta kelas Nasional. Bahkan internasional.

Tak mau kalah, Tidola Darma yang bermarkas di Polman, juga terus menelurkan bakat-bakat baru. Dua pemainnya, Muhammad Akbar dan Muhammad Farhan Rahman, sempat mengikuti seleksi masuk ke skuad PSM Makassar.

Sinergi Parlemen dan Lapangan Hijau

Kini, perjuangan Febrianto dan Ardan memasuki babak baru. Jika dulu mereka bertarung untuk kemenangan di lapangan, sekarang mereka bekerja di Parlemen, untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan sepak bola Sulbar.

“Dukungan dari Parlemen bisa membuka akses pendanaan, peningkatan infrastruktur, dan program pengembangan SDM sepak bola daerah,” kata Ardan, yang pernah merasakan kerasnya Liga Indonesia selama bertahun-tahun.

Keterlibatan aktif kedua eks PSM ini, membuka harapan baru bagi sepak bola Sulbar. Bukan hanya soal bakat, tetapi soal sistem, kolaborasi, dan visi jangka panjang yang menyatukan berbagai kepentingan.

Sulbar mungkin belum dikenal sebagai Provinsi penghasil pemain sepak bola unggulan. Tapi dengan kolaborasi seperti ini, bukan tak mungkin, masa depan sepak bola Indonesia bisa lahir dari Tanah Mandar.

Profil Singkat Febrianto Wijaya

Febrianto Wijaya adalah mantan pesepak bola profesional yang kini aktif sebagai Legislator dan penggerak pembangunan olahraga di Sulawesi Barat. Lahir di Ujung Pandang, 20 Februari 1989, Febrianto memulai karier sepak bolanya di MFS 2000 dan sempat memperkuat PSM Makassar (2007–2009).

Ia juga sempat mencuri perhatian publik Tanah Air, setelah bergabung dengan Klub Bundesliga Jerman, VfB Stuttgart, berkat dukungan pamannya, Pieter Witono. Usai berkarier di Jerman, ia kembali ke Indonesia dan bermain untuk sejumlah klub Nasional seperti Persipura Jayapura, Medan Chiefs, Persiram Raja Ampat, dan Persela Lamongan, sebelum memutuskan pensiun lebih cepat di usia 24 tahun pada 2013 silam.

Terjun ke dunia politik, Febrianto terpilih sebagai Anggota DPRD Mamuju sejak 2014 dan kembali menjabat di periode berikutnya. Ia juga aktif sebagai Direktur Akademi PSM Makassar, CEO OTP 37, serta menjabat Ketua Asosiasi PSSI Mamuju (2021–2026).

Berbagai prestasi dan penghargaan telah diraihnya, baik di Bidang Sepak Bola maupun Organisasi. Termasuk Medali Emas Porprov, Juara Nasional Elite Pro Academy U16, dan Peringkat IV Piala Menpora 2021.

Selain itu, Febrianto menjabat di berbagai Lembaga dan Komunitas. Antara lain: Wakil Ketua MPC Pemuda Pancasila Mamuju, Pengurus FKUB Mamuju, Sekretaris PSMTI Sulbar, Pembina PRMI Mamuju, dan Dewan Pengurus Nasional Adkasi 2021–2026.

Dengan pengalaman luas di Dunia Olahraga dan Politik, Febrianto terus mendorong kemajuan sepak bola dan pembangunan Pemuda di Provinsi Sulawesi Barat.

Profil Singkat: Ardan Aras

Ardan Aras, lahir pada 2 Maret 1984, adalah mantan Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia, yang kini menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar (Polman) periode 2024–2029.

Karier sepak bolanya dimulai saat usia 18 tahun bersama Persim Maros (2002), lalu PS Sandeg Polman (2003), hingga menembus level profesional di PSM Makassar (2004).

Namanya kian dikenal saat memperkuat Pelita Jaya (2007–2011), dan kembali bersinar bersama PSM Makassar pada Liga Super Indonesia 2014.

Momen berkesan terjadi pada 2016, ketika ia mencetak gol lewat sundulan ke gawang Persib Bandung. Di level Internasional, Ardan memperkuat Timnas Indonesia U-23 dalam Asian Games 2006 di Qatar dan SEA Games 2007 di Thailand. Ia mencetak gol indah lewat tendangan bebas saat Indonesia menang 3-1 atas Kamboja.

Usai gantung sepatu, Ardan menapaki jalur politik. Ia terpilih sebagai Anggota DPRD Polman dari Dapil 1 (Polewali dan Binuang), melalui Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Pemilu 2024.

Sebagai Legislator, Ardan menyatakan, fokusnya pada pembangunan olahraga dan sektor pertanian di daerah. Ia juga masih aktif di dunia sepak bola sebagai pemilik Klub Tidola Darma FC bersama saudaranya, Irsyad Aras. (*)

Comment