Pembelajaran Dari Kunjungan Bupati Andi Utta di Korea Selatan

MENITNEWS.COM, KORSEL — Masih dalam lawatannya di Korea Selatan (Korsel), Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf, mengunjungi beberapa Wilayah Distrik/Kabupaten di Negara yang berjuluk Negeri Gingseng itu.

Kali ini, Andi Utta, sapaan akrab Andi Muchtar Ali Yusuf, bersama koleganya Machmud Ahmad, mengunjungi perusahaan pertanian yang dikenal memiliki teknologi tinggi, Gapyeong Agricultural Technology Center di Provinsi Gyeonggi, Korsel, Jumat, 13 Juni 2025.

Gapyeong Agricultural Technology Center ini, merupakan perusahaan pemerintah yang berfungsi sebagai pusat pelatihan dan panduan teknis pertanian.

Selain itu, perusahaan ini juga mendistribusikan benih unggulan, bibit sehat, dan pupuk organik, serta mengembangkan teknologi pertanian modern dan tata kelola pertanian ramah lingkungan.

“Di kunjungan ini, kami diajak melihat langsung mekanisme kerja di laboratorium, dan pabrik pupuk organiknya,” ujar Andi Utta.

Pembelajaran Dari Kunker Korea Selatan: Dorong Kota Kembar

Bupati Andi Utta melakukan kunjungan ke beberapa distrik di Korea Selatan, dan bertemu dengan pimpinan daerah untuk melakukan penjajakan Sister City, atau juga dikenal sebagai kota kembar.

Kota Kembar adalah kerja sama formal antara dua kota yang berada di negara yang berbeda, bertujuan untuk memperkuat hubungan budaya, pendidikan, sosial, pertanian dan ekonomi.

Hubungan ini sering kali dilandasi oleh kemiripan karakteristik antara kedua kota, seperti sejarah, geografis, atau demografi.

Misi inilah yang bupati berlatar pengusaha ini upayakan agar Bulukumba bisa menerapkan pertanian modern melalui kerjasama dengan beberapa distrik di Korea Selatan yang pertaniannya sudah dikelola dengan teknologi modern.

Diketahui Korea Selatan Selatan telah berhasil melakukan transformasi signifikan dalam pertanian komoditas padi yang beralih dari pola tradisional ke modern. Keunggulan dari pendekatan modern ini antara lain:

Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Serta Varietas Unggul: Korea Selatan telah mengembangkan dan mengadopsi varietas padi unggul, seperti varietas Tongil pada tahun 1983-an, yang berhasil membawa pencapaian swasembada beras dalam waktu singkat. Varietas ini menghasilkan produktivitas per hektar yang lebih tinggi.

Mekanisasi Pertanian: Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, seperti traktor, mesin tanam, dan mesin panen, sangat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia. Hal ini meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, serta mempercepat proses produksi dari hulu ke hilir.

Smart Farming (Pertanian Cerdas): Penerapan teknologi IoT (Internet of Things) dan big data memungkinkan pemantauan kondisi lahan, cuaca, dan tanaman secara real-time. Ini memungkinkan petani untuk mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai irigasi, pemupukan, dan pengendalian hama, sehingga meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian.

Pertanian Vertikal (Vertical Farming): Di kawasan perkotaan yang lahannya terbatas, Korea Selatan mulai memperkenalkan metode vertikultur untuk memastikan pasokan
sayur segar dengan jejak karbon minimal.

Meskipun lebih banyak diterapkan pada sayuran, konsep ini menunjukkan inovasi dalam pemanfaatan lahan secara maksimal.

Manajemen Sumber Daya yang Optimal: Sistem Pengelolaan Air Cerdas: Korea Selatan mengembangkan sistem pengelolaan air
sawah yang tidak hanya mengurangi emisi metana, tetapi juga menghemat penggunaan air. Sistem ini memantau tingkat air dan mengumpulkan data iklim serta data tanah untuk optimalisasi.

Pupuk dan Nutrisi Tepat Guna: Penelitian dan penggunaan pupuk yang lebih efisien, termasuk pupuk organik dan pupuk silikat, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
padi sekaligus menekan emisi gas metana.

Pengolahan Limbah Pertanian: Inovasi dalam mengolah pupuk kandang menjadi biochar menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon di sektor pertanian dan peternakan.

Dukungan Kebijakan dan Integrasi Industri serta Investasi dalam Riset dan Pengembangan: Pemerintah Korea Selatan secara konsisten mendukung riset dan pengembangan di bidang pertanian, termasuk pengembangan
benih unggul dan teknologi pertanian modern.

Pendidikan dan Pelatihan Petani: Kerjasama antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam memberikan pendidikan dan pelatihan bagi petani sehingga memungkinkan adopsi teknologi dan praktik pertanian modern.

Klaster Pertanian Terintegrasi: Korea Selatan juga menetapkan daerah khusus yang mengintegrasikan lahan pertanian, pabrik pemrosesan hasil pertanian, fasilitas
pendukung, hingga fasilitas pemasaran.

Hal ini memungkinkan produk pertanian tidakbhanya dijual dalam bentuk mentah, tetapi juga diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi dengan strategi pemasaran yang efektif (misalnya melibatkan bintang K-Pop untuk promosi).

Ketahanan Pangan dan Peningkatan Pendapatan Petani: Modernisasi pertanian telah berkontribusi pada peningkatan produksi beras secara signifikan, membantu Korea Selatan mencapai swasembada dan menjaga ketahanan
pangan nasional.

Meskipun biaya produksi dapat meningkat karena investasi teknologi, efisiensi danpeningkatan hasil panen pada akhirnya dapat meningkatkan penghasilan petani.

Secara keseluruhan, keunggulan tanam padi modern di Korea Selatan terletak pada penggunaan teknologi canggih, manajemen sumber daya yang efisien, dukungan
kebijakan yang kuat, dan pendekatan terintegrasi dari produksi hingga pemasaran, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing pertanian. (*)

Comment