AUDIENSI. Pengurus DPD Walubi Provinsi Sulsel, mengundang Pj. Gubernur Prof. Fadjry Djufry, menghadiri Festival Cap Go Meh 2576/2025.
Oleh: Erdy Wijaya (Ketua DPD KCBI Provinsi Sulawesi Selatan)
IMLEK sebagai bagian dari sebuah perayaan yang sebenarnya berawal dari legenda
monster Nian, yang dipercaya setiap tahun datang dengan tujuan memakan ternak, tanaman bahkan manusia. Sehingga manusia selalu mencari cara untuk mengusir monster Nian tersebut.
Dalam proses pencarian cara mengusir monster Nian itu akhirnya didapatilah bahwa monster
NIan takut pada suara keras, keadaan terang, dan warna merah. Maka, di saat perayaan Imlek, warga etnis Tionghoa selalu mengusahakan agar menyalakan petasan, memukul tambur, menggantung lentera, dan berpakaian merah.
Sehingga diharapkan monster Nian yang
melambangkan kejahatan, dapat diusir sehingga keberkahan dan keselamatan serta kebahagiaan menjadi milik kita semua.
Di Kota Makassar yang saat ini dikenal sebagai salah satu kota bahagia di dunia, perayaan
Imlek menjadi suatu pemandangan biasa, disebabkan kultur toleransi yang tinggi di Kota Makassar. Bahkan, menjadi hal yang bukan hanya dinantikan oleh etnis Tionghoa, namun juga dinantikan oleh semua masyarakat Makassar, sebagai bentuk kebahagiaan bersama warga dari berbagai suku, agama, dan ras.
Hal ini menjadi alasan kuat DPD Perwakilan
Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Provinsi Sulawesi Selatan, yang kemudian berkolaborasi
dengan Pemerintah Kota Makassar dan dukungan kuat dari DPD Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI), serta DPD Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), termasuk 12 Yayasan Vihara, Cetiya, dan Kelenteng, serta Yayasan Tzu Chi Makassar ditambah dengan gabungan berbagai etnis di Sulawesi Selatan termasuk ormas
keagamaan non Buddhis menghadirkan “Festival Cap Go Meh 2576/2025” dengan tema
“Kebersamaan Dalam Keberagaman Menuju Indonesia Emas 2045”.
Keberadaan festival ini akan menjadi yang terbesar dan termegah yang pernah ada di Kota Makassar, mengingat di masa lampau pernah diadakan. Namun, tidak sebesar dan semeriah tahun 2025 ini.
DPD WALUBI Provinsi Sulsel, yang memperoleh rekomendasi dari Pemerintah Kota
Makassar untuk melaksanakan festival “CAP GO MEH 2576/2025”, kemudian memutuskan
mengadakan dua kegiatan utama yakni kegiatan “Arak-Arakan Dewa & Budaya” pada tanggal
2 Februari 2025, dan Pesta Rakyat “ZOU-ZOU” pada tanggal 12 Februari 2025 yang akan
menjadi simbol kebersamaan dalam keberagaman, dimana kegiatan ini ditujukan
untuk berbagi kebahagiaan, menaikkan sektor pariwisata, serta tentunya mengangkat nilai
perekonomian masyarakat dengan partisipasi seluruh elemen masyarakat.
Dalam perbincangan dengan Ketua DPD WALUBI Sulsel, Henry Sumitomo, menyatakan bahwa pemilihan tanggal 2 Februari 2025 sebagai hari pelaksanaan Arak-
Arakan Dewa dan Budaya, memiliki makna dimana tiga hari setelah hari Imlek yang jatuh pada Tanggal 29 Januari 2025, maka Arak-Arakan Dewa dan Budaya yang memiliki nilai kesakralan, diharapkan dapat menghalau berbagai bencana dan membersihkan kota dari segala marabahaya.
Sehingga Kota Makassar, menjadi kota yang masyarakatnya betul-betul selalu hidup rukun, damai, dan bahagia serta selamat dari berbagai bahaya. Arak-Arakan Dewa dan Budaya di tahun 2025 ini, akan digelar dengan rute jalan dari jalan Sulawesi menuju jalan Sangir lalu ke jalan DR. Wahidin Sudirohusodo, menuju jalan Achmad Yani, lalu kembali masuk ke jalan Sulawesi yang diperkirakan diikuti oleh kurang lebih 5.000 peserta.
Para peserta terdiri dari barisan Bhineka
Tunggal Ika, dimana terdapat ormas kebangsaan dan ormas agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Konghucu serta barisan budaya etnis Sulawesi Selatan, 12 Vihara, Cetiya, Kelenteng, dan Yayasan Buddha Tzu Chi.
Setelah membersihkan Kota Makassar melalui Arak-Arakan Dewa & Budaya, maka pada
Tanggal 5 Februari 2025, etnis Tionghoa melakukan puja yakni sembahyang meja tinggi yang dikenal dengan istilah “Pai Tiang Kong” yang merupakan rangkaian ritual perayaan Imlek. Dimana sembahyang meja tinggi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan diiringi harapan bahwa tahun yang akan datang akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Hal ini dapat terwujud tentunya dengan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, kepada
umat manusia khususnya warga Kota Makassar, dan dengan perlindungan tersebut etnis Tionghoa mengungkapkan rasa syukur terhadap berkah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Dimana biasanya dilakukan dengan mendirikan meja tinggi di depan pintu menghadap ke langit.
Akhirnya rangkaian Imlek 2576/2025 ditutup dengan perayaan Festival Cap Go Meh, yang
jatuh pada Tanggal 12 Februari 2025 (lima belas hari setelah Imlek), dengan diadakannya Pesta
Takyat “Zou-Zou” di jalan Sulawesi.
Pada malam hari, etnis Tionghoa melakukan ritual sembahyang di Vihara, Cetiya, dan Kelenteng, sehingga keramaiannya ditambah dengan diadakannya panggung hiburan pesta rakyat dan ratusan tenant UMKM di sepanjang jalan Sulawesi.
Dalam penjelasan Ketua Panitia Festival Cap Go Meh 2576/2025, Pdt. Roy Ruslim menyatakan bahwa pesta rakyat ini diharapkan bukan hanya menjadi agenda pariwisata dan hiburan semata, tetapi diharapkan dari sekitar 170 tenant UMKM terjadi perputaran perekonomian yang diperkirakan dapat mencapai jumlah miliaran rupiah.
Sehingga UMKM terbantu untuk memutar roda perekonomian di Kota Makassar. Apalagi diketahui bahwa terdapat banyak wisatawan dari luar Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan datang ke Makassar mengikuti rangkaian festival ini.
Di akhir tulisan ini, Festival Cap Go Meh 2576/2025 yang dilaksanakan oleh DPD WALUBI
Provinsi Sulawesi Selatan ini, akan menjadi yang terbesar dan termegah sepanjang pelaksanaannya. Mengingat Arak-Arakan Dewa dan Budaya terakhir diadakan 10 tahun lalu, hanya diikuti oleh enam Vihara, Cetiya, dan Kelenteng.
Kemegahan ini ditambah dengan adanya Kapal Tongkang Dewa, yang merupakan pertama kali terjadi selama diadakannya Arak-Arakan Dewa dan Budaya di masa lalu. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan, untuk mengambil bagian dari kegiatan ini dengan menghadiri prosesi Arak – Arakan dan Pesta Rakyat “Zou – Zou” yang dilaksanakan oleh DPD WALUBI Provinsi Sulawesi Selatan. (*)
Comment