MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan, telah meluncurkan sejumlah program strategis pada tahun 2025, yang difokuskan pada penguatan Kampung Keluarga Berkualitas (KB), percepatan penurunan stunting, serta digitalisasi layanan keluarga berencana.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Sulsel, Shodiqin, SH., MM, mengatakan bahwa program 2025 dirancang sebagai bagian dari akselerasi implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung agenda Nasional menuju Indonesia Emas 2045.
“Salah satu program unggulan tahun ini adalah revitalisasi Kampung Keluarga Berkualitas di 300 titik di seluruh Sulsel, dengan pendekatan kolaboratif bersama Pemerintah Daerah, TNI, Akademisi, dan mitra swasta,” ungkap Shodiqin, Kamis (3/7/2025).
Selain itu, BKKBN Sulsel juga memperkuat strategi percepatan penurunan stunting melalui pendekatan family center, yang mengedepankan pendampingan keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) secara lebih intensif, berbasis data dan teknologi.
“Tahun ini kita targetkan penurunan prevalensi stunting di Sulsel hingga di bawah 14 persen, sesuai target Nasional. Digitalisasi dashboard keluarga risiko stunting juga kami dorong agar setiap intervensi tepat sasaran,” tutur Shodiqin.
Program lain yang menjadi sorotan adalah perluasan layanan KB melalui mobile service, penyuluhan berbasis komunitas, dan pelatihan kader Posyandu yang terintegrasi dengan program perlindungan sosial Pemerintah Daerah.
Sejumlah Kabupaten/Kota di Sulsel seperti Gowa, Bone, dan Luwu Timur telah menjadi pilot project pengembangan ekosistem pelayanan keluarga berencana dan gizi terpadu.
BKKBN Sulsel juga menggandeng Perguruan Tinggi, untuk memperkuat riset dan inovasi program keluarga melalui Pusat Studi Keluarga di Kampus-kampus besar seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM).
“Dengan sinergi lintas sektor dan inovasi berkelanjutan, kami optimistis Sulsel bisa menjadi model pengelolaan program keluarga berkualitas di Tingkat Nasional,” kata Shodiqin.
Program-program terbaru ini akan dikawal secara ketat melalui monitoring dan evaluasi berkala serta pelibatan masyarakat secara aktif guna memastikan efektivitas dan keberlanjutan.
Percepatan Penurunan Stunting
BKKBN Sulsel menggencarkan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting melalui ribuan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang telah dilatih secara profesional.
Penanganan berbasis data dilakukan melalui dashboard digital yang terintegrasi dengan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil), untuk memantau kesiapan pasangan muda sebelum menikah.
Penguatan Kampung Keluarga Berkualitas
Tahun 2025, BKKBN Sulsel menargetkan pembentukan dan revitalisasi lebih dari 300 Kampung KB yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Sulsel.
Kampung KB kini diarahkan menjadi pusat edukasi dan intervensi sosial yang melibatkan lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, TNI/Polri, serta tokoh masyarakat.
Transformasi Layanan KB Digital
Pelayanan KB berbasis aplikasi mulai dikembangkan, termasuk sistem pencatatan dan pelaporan yang real time oleh para penyuluh lapangan.
Program Mobile Family Planning Service juga diperluas ke wilayah kepulauan dan terpencil, dengan melibatkan tenaga medis dan mobil layanan keliling.
“BKKBN tidak bisa berjalan sendiri, maka dari itu kami terus menjalin kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di daerah. Upaya kita bersama harus terukur, terarah, dan berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga,” terang Shodiqin.
Program terbaru ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten/kota di Sulsel yang siap mendukung pelaksanaan di lapangan. Dengan target prevalensi stunting turun di bawah 14% pada akhir tahun, BKKBN Sulsel optimis dapat mewujudkan keluarga yang sehat, mandiri, dan sejahtera. (mta)
Comment