MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Tahun 2025 menjadi tahun kelam bagi Sivitas Akademika Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Hingga pertengahan Mei 2025 ini, empat mahasiswa Unhas telah meninggal dunia akibat terseret arus sungai saat melakukan aktivitas di alam bebas di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Musibah pertama terjadi pada Kamis, 23 Januari 2025 lalu, di Sungai Biseang La’boro (Bislab), Kecamatan Bantimurung, Maros.
Tiga mahasiswa dari Program Studi Hubungan Internasional (HI) Unhas, tewas terseret arus sungai saat melakukan survei lokasi untuk kegiatan camping.
Mereka adalah Jean Eclezia (19), Syadza atau Chaca (19), dan Resky Rahim (21). Ketiganya hanyut ketika air bah datang secara tiba-tiba, menghantam kawasan sungai yang awalnya terlihat tenang.
Tiga rekan korban lainnya, yakni Adiatsyah (20), Aditya Dwi (21), dan Azriel (20), berhasil menyelamatkan diri. Keenamnya diketahui datang ke lokasi wisata tersebut atas inisiatif pribadi.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, Andi Sultan, menjelaskan bahwa pencarian dimulai malam hari, tak lama setelah laporan masuk dari warga sekitar.
“Tim SAR gabungan memulai pencarian pukul 21.30 WITA. Kami menyisir sepanjang aliran sungai hingga radius beberapa ratus meter dari lokasi kejadian,” ujar Andi Sultan.
Korban pertama ditemukan sejauh 500 meter dari titik awal hanyut dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah langsung dievakuasi ke tenaga medis untuk proses identifikasi.
Tak lama kemudian, jenazah Resky Rahim juga ditemukan dalam kondisi serupa. Pencarian terhadap korban ketiga, Syadza, berlanjut hingga keesokan harinya.
Setelah upaya penyisiran selama tiga jam di hari kedua pencarian, Syadza akhirnya ditemukan pada Jumat, 24 Januari 2025. Penemuan ini sekaligus mengakhiri operasi penyelamatan di Sungai Bislab.
Peristiwa memilukan itu menjadi sorotan publik, terutama karena melibatkan mahasiswa yang tengah menjalani kegiatan non-akademik di alam terbuka.
Namun, duka belum berhenti. Pada Minggu, 11 Mei 2025, musibah serupa kembali terjadi di Sungai Sapanna, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Maros.
Seorang Mahasiswi Fakultas Pertanian Unhas bernama Andi Marshanda Tri Arianti (20), dilaporkan hanyut sekitar pukul 16.30 WITA ketika sedang berekreasi bersama teman-temannya di tepi sungai.
Arus deras yang tiba-tiba datang menyeret Marshanda meskipun ia berada di bagian pinggir. Teman-temannya tak mampu menyelamatkan korban karena derasnya aliran air.
Tim SAR gabungan dikerahkan untuk melakukan pencarian sejak hari kejadian. Proses evakuasi terkendala medan terjal dan bebatuan besar di sekitar lokasi.
Baru pada Selasa, 13 Mei 2025, menjelang waktu Maghrib, jenazah Marshanda ditemukan di bawah jembatan Sungai Tombolo, sekitar 4 kilometer dari titik awal hanyut.
Ketua Kiwal Tompobulu, Muhammad Yusuf, menjadi saksi penemuan jenazah. Ia menyampaikan bahwa posisi korban berada tepat di bawah jembatan Dusun Tombolo, Desa Toddolimae.
Kepala BPBD Maros, Towadeng Pananrang, membenarkan identitas korban dan menyatakan bahwa jenazah langsung dibawa ke RS Tompobulu untuk penanganan lebih lanjut.
Universitas Hasanuddin turut menyampaikan duka mendalam atas peristiwa yang menimpa para mahasiswanya. Pihak kampus mengonfirmasi bahwa Syadza dan Marshanda merupakan mahasiswi Fakultas Pertanian.
“Dua korban di antaranya berasal dari Fakultas Pertanian, yaitu Syadza dan Marshanda. Kami sangat berduka atas kehilangan ini,” ungkap Kepala Humas Unhas, Ishaq Rahman. (*)
Comment