Ngeri! Sulsel Darurat Kekerasan Seksual, Anggota Dewan sebut Setiap Hari Lima Korban Minta Visum

MENITNEWS.COM, MAKASSAR — Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Selatan (Sulsel), disebut sudah sangat darurat. Hampir setiap hari, ada korban yang meminta untuk divisum menurut DPRD Sulsel.

Fakta kekerasan seksual tersebut mencuat dalam rapat pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) antara Komisi E DPRD Sulsel dan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Sulsel di Makassar, Kamis (17/4/2025).

Anggota Komisi E DPRD Sulsel, Vonny Ameliani Suardi, menyatakan keprihatinannya terhadap lonjakan laporan kekerasan seksual, terutama yang melibatkan anak-anak.

“Dalam satu hari itu, kurang-lebih minimal lima laporan visum terkait dengan kekerasan seksual terhadap anak,” beber Vonny, Sabtu (19/4/2025).

Menurut Vonny, pelaku kekerasan seksual terhadap anak di Sulsel kerap dilakukan oleh orang-orang orang terdekat di lingkungan korban, baik itu keluarga maupun tetangga.

Vonny, yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Jeneponto, menambahkan bahwa angka ini baru mencerminkan korban yang berani melapor.

“Itu kan artinya si korban yang berani melapor. Gimana korban yang tidak berani melapor?” imbuhnya.

Menurutnya, tren kekerasan seksual di Sulsel terus mengalami peningkatan dan harus segera ditangani secara sistematis oleh DP3A dan instansi terkait.

“Tadi rapat dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, di situ saya prihatin ternyata data kekerasan seksual terhadap anak itu meningkat,” ungkapnya.

Kasus di Makassar dan Jeneponto Disebut Paling Banyak

Vonny juga mengungkap bahwa Kota Makassar menjadi daerah dengan jumlah kasus kekerasan seksual tertinggi. Salah satu kasus terbaru bahkan terjadi di Kabupaten Jeneponto, dan sempat memicu kemarahan warga hingga aksi blokade jalan.

“Paling banyak di Kota Makassar ada, kemudian di Kabupaten Jeneponto ada. Kekerasan seksual yang baru-baru di Jeneponto sampai diblokade jalan ke rumah korban,” ungkapnya. (*)

Comment